Dunia Maya Bermanfaat
Kini pada milad ke-7, para kontributor yang tersebar di seluruh kabupaten/kota se-Jawa Timur mendapat undangan khusus untuk kopi darat (kopdar) alias bertemu langsung di Aula Mas Mansur dengan mendaftar melalui tautan Google Form sebagai tanda komitmen kehadiran.
“Dunia maya tak selamanya negatif. Bisa jadi lebih banyak positifnya bila kita bisa memaksimalkannya ke hal positif dan lebih bermanfaat. Salah satunya dengan menjadi kontributor PWMU.CO,” begitulah prinsip yang Tri pegang sejak bergabung menjadi kontributor pada 2016 hingga saat ini.
Di momentum milad kali ini, Tri berharap keakraban antarkontributor makin gayeng. “Bagai saudara kandung yang dipertemukan di darat usai berlama-lama mengudara di dunia maya,” ujarnya.
Seperti halnya yang Tri rasakan sejauh ini. Keakraban yang terjalin di grup WhatsApp terasa bermakna bersama para guru pembimbing, pimpinan redaksi dan editor, yang tak kenal lelah memberikan tips cara menulis yang baik dan benar sesuai kaidah penulisan.
Terlebih, kontributor tak hanya membawa diri dengan jarak bermil-mil, menempuh dari ujung ke ujung kabupaten di Jawa Timur. Mereka juga bersuka cita dan ikhlas membawa oleh-oleh khas daerah masing-masing.
Ajang Tingkatkan Kualitas
Lebih lanjut, Tri mengungkap, kopdar Milad PWMU.CO bukan hanya sekadar perayaan biasa, namun ajang meningkatkan kualitas diri dalam menjalankan tugas sebagai kontributor di media dakwah Muhammadiyah. “Karena saat milad PWMU.CO biasanya diadakan kelas spesial peningkatan kompetensi penulis dengan pemateri spesial yang ahli di bidangnya,” terangnya.
Bagi kontributor asal Surabaya ini, untaian kalimat yang mengharu-biru atas kesuksesan yang diraih dalam membimbing dan membina ratusan kontributor dari tidak bisa menulis hingga menjadi penulis, maupun sindiran, kritikan, bahkan konsekuensi untuk tidak ditayangkan dari editor menjadi jamu pahit menyehatkan.
“Yang bisa melecut diri menjadi lebih baik dan terus berusaha introspeksi memperbaiki setiap kesalahan dalam pengiriman tulisan ke redaksi,” imbuhnya.
Tak ada kapok-kapoknya, Tri justru semakin semangat memperbaiki berita yang dia kirimkan tanpa mengenal waktu. “Untuk berkompetisi menuliskan yang terbaik dari yang baik, tanpa membuat banyak opini yang ndakik-ndakik. Ini digaungkan sejak 18 Maret 2016, PWMU.CO lahir, dan dibesarkan hingga sekarang,” terangnya.
“Menulis apa adanya dengan melatih insting untuk membuat berita yang disuka pembaca bukanlah hal yang mudah namun dengan ‘jamu pahit’ pemred dan timnya membuat kami harus menyajikan berita eksklusif dan tidak mendua layaknya attitude kuli tinta oplah surat kabar atau majalah,” tambahnya.
Tri pun bersyukur dengan menulis di PWMU.CO, berbagai aktivitas berorganisasi di Muhammadiyah dan Aisyiyah menjadi lebih bermakna. “Terdokumentasi dengan rapi di berita online yang semakin berkibar dan mendunia, bukan semata kerja penulis dan redakturnya saja namun bagaimana memviralkan berita dengan membagikan ke semua grup dan media sosial yang dipunya adalah kunci kesuksesan selanjutnya,” ujar Tri.
Dia lantas mengucap terima kasih kepada PWMU.CO. “Bersamamu kutemukan passion yang pas banget untuk menggali potensi diri hingga di titik saat ini. Happy Milad Ke-7 PWMU.CO dari PWM Jawa Timur. Semoga makin jaya dan menginspirasi Indonesia!” tegasnya.
Tri tak sendirian merajut rindu bertemu dan hadir di Milad PWMU.CO. Ungkapan tulus kontributor dengan beragam latar belakang yang punya satu misi mulia mengabarkan kebaikan pada dunia juga dituliskan di grup kontributor.
Seperti yang Dahlansae alias Suparlan—Kontributor Kabupaten Kediri—tuliskan. Dia mengomentari foto ruang resepsi yang diunggah Pemred PWMU.CO Mohammad Nurfatoni. “Kangen ruangan ini,” tulisnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN