Senada Miko, Wakil Ketua PDM Kabupaten Kediri Sholeh juga menggambarkan keberhasilan BKL ‘Aisyiyah Ranting Minggiran dengan filosofi lima jari. Bedanya, Sholeh mengawalinya dari ‘jentik’ (red. kelingking.
Jentik menurut Sholeh berarti utak atik. Yakni, ‘Aisyiyah selalu selalu kreatif dengan segala situasi dan kondisi yang ada di sekitarnya. ”Karena banyak lansia yang sudah tidak berkegiatan, maka ‘Aisyiyah merangkul mereka untuk diajak berkumpul. Walaupun hanya sekedar mendengarkan pengajian, bernyanyi-nyanyi, atau bercengkerama dalam kegiatan BKL,” tuturnya.
Jari Manis berarti manis rasanya. Yakni, dengan ragam amal usahanya ‘Aisyiyah telah memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Sehingga ‘manisnya’ dapat dirasakan bukan hanya anggota ‘Asyiyah, masyarakat juga ikut merasakan hasilnya. Kemudian, Jari tengah bisa berarti unggul. Karena posisinya paling tinggi di antara empat jari yang lain. Kemudian, jari telunjuk yang berarti selalu ditunjuk dan terakhir Jempol yang berarti sosok yang ‘jempolan’.
”Keterpaduan filosofi lima jari Inilah yang dapat menggambarkan pengejawantahan bentuk sinergitas dan kontribusi nyata ‘Aisyiyah dalam pemerintahan maupun masyarakat,” tandasnya.(aan)