Sampai Tak Ada Alam Semesta
Berhubung Bhabinkamtibmas ini satu desa satu polisi sementara wilayahnya luas sekali bagi satu orang untuk membina masyarakat maka dihidupkanlah tugas Polmas ke wilayah RW yang disebut Polisi RW.
“Yang dzilalah-nya baru disuarakan itu kemarin digoreng sama beberapa pihak. Ada apa dengan Polisi RW? Padahal nggak ada apa-apa. Karena ini sudah lama misalnya polisi di pelabuhan, di bandara, di kawasan kelompok sekolah. Karena Bhabinkamtibmas tidak mencukupi untuk menjangkau satu kampung atau kelurahan,” urainya.
“Siapa mereka itu?” tanyanya retoris. Polisi RW adalah polisi-polisi yang dari berbagai fungsi—tidak hanya binmas—tapi dari narkoba, intel, atau dari satuan mana saja yang pulang ke rumahnya di situ, yang di situ nanti membina satu RW minimal. Bisa dua atau tiga RW,” jelasnya.
Kombes Pol Asep menjelaskan, saat ini ada 50 ribu RW di Jatim. Dari jumlah itu 30 ribuan ditargetkan diisi Polisi RW. “Jadi ini belum semua, baru 30 ribu. Dan baru 70 persen terisi Polisi RW sampai detik ini,” katanya.
Dia menambahkan, dari 70 persen itu juga belum semua bisa aktif tiap hari. “Mereka mohon waktu karena sibuknya di masing-masing karena ada yang bertugas di lalu lintas, ada yang di narkoba, ada yang penyidik, ada yang lain, sehingga mereka minta izin hanya seminggu sekali di RW. Ya nggak apa-apa, yang penting sempat bermasyarakat melakukan kegiatan,” katanya.
“Apakah pemilu tetap ada atau hilang,” tanya Ustadz Nur, mempertegas pertanyannya di awal.
“All terus. Sampai tidak ada alam semesta,” canda Kombes Pol Asep yang langsung disambar tawa oleh hadirin. “Jadi bukan karena pemilu,” tegasnya.
Setelah Asep menjelaskan soal Polisi RW, Kapolda Jatim Toni Harmanto ikut menambahkan, “Selalu digoreng juga kita. Kadang-kadang kebijakan-kebijakan tadi terus digoreng karena berdekatan dengan masa pemilu dan sebagianya,” katanya.
Tapi dia menegaskan bahwa Polri akan tetap netral dalam kegiatan pemilu. (*)
Penulis Mohammad Nurfatoni