PWMU.CO – Gandeng BNN Kota Yogyakarta, Ikamuhi cegah penyebaran narkotika. Ikatan Alumni SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta (Ikamuhi) menggelar talkshow ‘Cegah Narkoba dari Kita Sendiri’ di SMA Muhi Yogyakarta, Jumat (25/8/2023).
Ketua Umum Ikamuhi Ida Puji Astuti mengatakan, kegiatan ini digelar karena keprihatinan terhadap penyebaran narkotika saat ini terus meluas. Edukasi ini menyasar remaja karena remaja tidak lepas dari pengaruh narkotika.
“Ini bentuk kepedulian kita kepada adik-adik SMA karena mereka sebagai generasi muda Indonesia itu bagaimana supaya terselamatkan, tidak melibatkan diri kepada hal-hal yang sangat merugikan diri sendiri,” kata Ida.
Ida menuturkan, narkotika berdampak besar terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM). Karena itulah remaja sebagai generasi penerus bangsa harus dilindungi dari bahaya narkotika. “Hal ini menjadi tanggung jawab bersama dalam rangka menyelamatkan generasi muda untuk terwujudnya generasi emas di 2045 mendatang,” ujarnya.
Dia berharap, “Mudah-mudahan talkshow ini akan mencerahkan adik-adik semua untuk mengetahui lebih detail bahaya penggunaan narkoba.”
Pasalnya, masih banyak terjadi penyalahgunaan oleh generasi muda, bahkan di lingkungan sekitar mereka. Akhirnya, Ida menekankan seluruh pihak harus memberi perhatian lebih.
“Anak muda itu masih mencari jati diri, mudah dibujuk, dirayu, padahal dampak kalau terlibat narkotika itu bisa buruk sekali. Merusak kerja otak, kondisi fisik, automatically akan merusak generasi muda, merusak masa depannya, merusak moral. Kita harus care, dimulai dari keluarga, penting sekali peran keluarga itu,” ungkap Ida.
Ida berpesan agar generasi muda dapat menjauhi narkotika. “Jangan coba-coba terhadap narkoba karena dampaknya jauh sangat amat besar! Tidak hanya berdampak pada diri sendiri, tapi juga keluarga. Say no to drugs, dunia tanpa narkoba!” tuturnya.
Bentuk Karakter
Ida juga membahas pentingnya pendidikan karakter oleh sekolah. Sekolah, katanya, tidak hanya berperan memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa, namun juga membentuk karakter baik.
“Saya berharap siswa-siswa itu tidak hanya sekadar mendapatkan ilmu, tapi juga akhlak dan budi pekerti yang baik. Sia-sia kalau hanya menuntut ilmu, tapi tidak dibarengi dengan akhlak yang tinggi. Saya berharap kepada pihak sekolah dapat memberikan akhlak dan budi pekerti,” jelasnya.
Ketua Komite SMA Muhi Fathul Wahid mengatakan, tindak pidana penyalahgunaan narkotika cukup banyak terjadi di Indonesia, termasuk di Provinsi DIY. Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) itu menyebut, jumlah narapidana di Indonesia dalam 1,5 tahun terakhir mencapai 324 ribu orang.
Dari jumlah itu, yang terlibat kasus penyalahgunaan narkotika mencapai 180 orang. “Artinya, 55 persen penghuni penjara di Indonesia itu karena kasus narkoba,” kata Fathul.
Di Provinsi DIY setidaknya ada sekitar 38 ribu narapidana saat ini, dengan 15 ribu di antaranya merupakan narapidana yang terlibat narkotika. “Paling tinggi proporsi narapidana kasus narkotika itu di Sumatera Utara (Sumut). (Di Sumut) Ada 83 persen penghuni penjara itu karena narkoba, yakni 20 ribu orang dari 24 ribu orang. Disusul Jambi, Jakarta, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan,” urainya.
Menurutnya, jumlah itu tentu sangat memprihatinkan mengingat banyaknya yang terlibat dalam kasus penyalahgunaan narkotika. Padahal, penyalahgunaan narkotika ini bisa merusak bangsa, termasuk merusak generasi Indonesia. “Narkoba itu perampas semangat, pengekang kemerdekaan, penghancur harapan, dan membuat masa depan menjadi gelap,” ungkapnya.
Talkshow ini menghadirkan beberapa narasumber lainnya. Seperti Penyuluh Narkoba Ahli Muda BNN Kota Yogyakarta Wheni Sixtyaningsih, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Yogyakarta Tri Kusumo Bawono, dan Ketua Peradi Wonosari Kokok Sudan Sugijarto. (*)
Penulus Fernan Rahadi Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni