Enak di Kuping Bukan Selalu Benar
Dengan koreksi dan mengecek kembali KBBI, maka judul berita di atas seharusnya: Meneladan Buya Syafii yang Bersahaja dalam Bineka Fest. Karena yang dimaksud oleh judul berita ini kita mencontoh Buya Syafii.
Maka dengan besar hati, saya, selain berterima kasih, juga minta maaf telah melakukan kesalahan ini.
Tentu, ada hikmah di balik ini: kita harus banyak membaca, termasuk membaca kamus—sesuatu yang sebenarnya juga sering saya anjurkan pada teman-teman editor lain dan para kontributor PWMU.CO.
Kita tidak boleh merasa paling tahu dan oleh karena itu harus banyak belajar: belajar apa saja. Yang juga perlu disadari, meski banyak digunakan dalam percakapan atau tulisan sehari-hari, sesuatu yang terasa nyaman didengar atau dibaca tidak selamanya benar.
Seperti kata pewaris yang banyak digunakan untuk merujuk pada orang yang mendapat warisan (ahli waris). Padahal pewaris adalah orang yang mewariskan. Karena itu tidak benar jika ada ungkapan ‘ulama adalah pewaris para nabi.’
Jadi, kembali ke judul di atas, yang benar—meski terasa janggal di telinga dan mata—Buya Syafii meneladani kita, bukan kita meneladani Buya Syafii. (*)