PWMU.CO – Ciri guru era Gen Z yang dirindukan siswa diungkap dalam Seminar Guru Milenial di SD Muhammadiyah 1 Driyorejo (SD Mudri) Gresik Jawa Timur, Jumat (25/8/2023).
Dalam seminar yang mengangkat tema menjadi guru inspitratif, kreatif, dan menyenangkan di era Gen Z. Acara yang diikuti oleh 4 AUM Driyorejo dihadiri guru TK Aisyiyah 38 Kota Baru Driyorejo, TK Aisyiyah 45 Bambe, SD Muhammadiyah 1 Driyorejo, dan SMP Muhammadiyah 14 Driyorejo.
Humas SD Mudri Laily Dwi Qonita Sari SS menjelaskan tujuan dari diadakannya seminar ini untuk upgrade wawasan dan pengetahuan guru terhadap perubahan yang terjadi saat ini.
“Siswa menginginkan guru era gen Z yang menyenangkan, tidak ngantuk dan bosen saat pembelajaran. Dalam seminar ini mengundang pemateri H Aris Ahmad Jaya DVM MM, motivator nasional bersertifikat BNSP dan dipandu oleh motivator Drs Paso Deka Dewantara MSi,” kata Ketua Panitia.
Dalam materinya, Aris Ahmad Jaya menyampaikan Intelligence Quotient (IQ) atau nilai kecerdasan bukan segalanya tapi butuh kreativitas untuk membuat kecerdasan itu lebih berarti.
“Emotional Quotient (EQ) bisa mengalahkan IQ dengan kemampuan berdiri di depan umum atau berani tampil. Fasilitas untuk meningkatkan EQ adalah harus ada banyak panggung untuk berekspresi, bisa di depan kelas, di halaman sekolah, pentas seni sekolah, atau diacara perpisahan sekolah akhir tahun,” katanya.
Dengan banyak panggung, maka anak merasa mendapat apresiasi dari sekolah dan kenangannya tersimpan hingga masa depan. Ada 2 hal yang terkesan sekadarnya karena dianggap tidak penting.
“Adversity Question (AQ) adalah kecerdasan menghadapi ketidaknyamanan dan Spiritual Question (SQ) adalah kecerdasan spiritual, berani menolak untuk berkata tidak pada perbuatan yang tidak disukai Tuhan dan taat menjalankan perintahnya,” imbuhnya.
Merubah cara berpikir (mind set) dan berani optimis bersama orang lain, merupakan cara agar IQ, EQ, AQ, dan SQ bisa berjalan seimbang. Sejatinya orang yang mampu menikmati kebermanfaatan terhadap sesuatu adalah orang kaya yang sesungguhnya.
Ciri Guru
Aris Ahmad Jaya mengatakan ada beberapa ciri guru yang diinginkan siswa di era gen Z saat ini yaitu menarik, menyengakan, humoris/lucu, ramah, cerdas/pintar, kreatif, dermawan, pemaaf, dan menjadi teladan/contoh.
“Menjadi pribadi yang menyenangkan lebih dirindukan siswa dari pada menjadi guru pintar dan menyebalkan,” tuturnya.
Guru adalah sosok kurikulum yang menyenangkan. Dari guru pulalah siswa dapat membenci ilmu pengetahuan karena cara mengajarnya yang tidak menyenangkan, yang pada akhirnya tidak membawa kemaslahatan umat.
Mengajar memindahkan ilmu pengetahuan ke siswa. Tugas guru menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan cara pertama tersenyum ketika menyapa, mengajak bercerita. Kedua, sanjung dan tangkap basah kebaikannya, ketiga mainkan simulasi bawah sadar, keempat praktikkan komunikasi bawah sadar, kelima sebut namanya dan sebut kebaikannya.
Dalam kesempatan tersebut, dia mengajak guru di SD Mudri Emil Salim untuk praktek langsung melakukan komunikasi bawah sadar. Aris meminta Emil duduk dan menutup mata, mengangkat dan mengepalkan salah satu tangan dan membayangkan hal baik yang pernah dilakukan.
Semakin lama kepalan tangan akan kuat dan tidak mudah digoyahkan ketika disentuh. Ini menunjukkan hal baik dan menyenangkan bisa memperkuat tekad. Ketika diminta membayangkan hal yang tidak menyenangkan seketika tangan Emil goyah ketika disentuh.
Aris menambahkan ada 4 tugas guru yang aktif dan harus dilakukan, antara lain mendidik, mengispirasi, menghargai, dan menciptakan keunggulan. Mendidik karakter dengan karakter dan guru wajib untuk menemukan keunggulan dari siswa.
Pesan Menyenangkan
Aris Ahmad Jaya berpesan agar bisa menjadi sekolah yang menyenangkan pertama, untuk mengundang wali murid yang anaknya berprestasi datang ke sekolah untuk menerima penghargaan orangtua juara.
“Kedua menemui orangtua siswa yang bermasalah di rumah dengan didampingi oleh Tim BK (Bimbingan dan Konseling) dan humas sekolah,” jelasnya.
Ketiga, lanjutnya, piala atau sertifikat dari prestasi siswa dipajang (display) agar terlihat oleh wali siswa dan siswa, foto siswa dipajang di sekolah, Keempat, sosial media sekolah harus dikemas bagus dan update.
“Kelima, jangan meremehkan hal kecil baik dari siswa, guru, maupun wali siswa,” katanya. (*)
Penulis Elisyah Susanty. Editor Ichwan Arif.