• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Kamis, Februari 25, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Headline

Ziarah Kubur Versi Muhammadiyah yang Sering Disalahpahami

Minggu 11 Juni 2017 | 11:32
in Headline, Kabar
3k
SHARES
3k
VIEWS
Syafiq A. Mughni saat Kajian Ramadhan 1438 Hijriyah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.(Foto: Humas UMSIDA)
Prof Syafiq A. Mughni saat mengisi Kajian Ramadhan 1438 H Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.(Foto: Humas UMSIDA)

PWMU.CO – Di tengah masyarakat, banyak berkembang anggapan bahwa Muhammadiyah melarang ziarah (mengunjungi) kuburan. Bahkan ada yang berusaha menempatkan Muhammadiyah sebagai organisasi tidak paham agama karena melarang perbuatan ini. Padahal semua itu adalah manipulasi informasi yang (sengaja) disalahgunakan untuk melakukan pembelaan terhadap tradisi yang mendapat banyak kritikan itu.

Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Syafiq A. Mughni dalam Kajian Ramadhan 1438 Hijriyah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA), Jum’at (9/6). ”Tidak ada larangan ziarah kubur di Muhammadiyah dan Islam. Yang diharamkan itu bukan ziarahnya. Akan tetapi seringkali ziarah dipakai masyarakat untuk berwasilah pada yang mati,” tegas Syafiq

(Baca juga: Begini Muhammadiyah Memandang dan Perlakukan Ajaran Wahhabi)

Terkait dengan ziarah kubur, kata Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya ini, hukum asalnya adalah mubah. Hadits yang menjadi dasarnya adalah “kuntu nahaytukum ‘an ziyaratil qubur, ala fazuruha faiinnaha tudzakkirul maut.”

Baca Juga:  Bisakah Muhammadiyah Disebut sebagai Ulil Amri?

“Artinya, dulu aku melarang ziarah kubur, maka sekarang berziarahlah karena hal itu mengingatkan mati,” kata Syafiq menerjemahkan hadits yang cukup popular itu.

Dalam kajian Ushul Fiqih, kata perintah yang datang setelah larangan sebagaimana dalam masalah ziarah kubur ini, bukanlah sesuatu yang wajib. “al-amru ba’da al-nahyi yufidul ibahah.”

“Artinya, sebuah perintah yang muncul setelah larangan itu menunjukkan kemubahan,” tambah Syafiq dalam kajian bertema ‘Implementasi Ideologi Muhammadiyah: Tantangan Aspek Keagamaan dan Kebangsaan’.

(Baca juga: Syafiq Mughni: Kenapa Umat Islam Indonesia Tak Semuanya Muhammadiyah? Ternyata Inilah Penyebabnya)

“Penjelasannya, dulu Nabi SAW melarang karena iman yang masih rentan terhadap kemusyrikan; dan kemudian diperbolehkan ketika iman sudah kuat dan karena itu tidak lagi rentan,” lanjut pria yang baru meluncurkan buku “Manifestasi Islam” itu (3/6).

Baca Juga:  Kenali 3 Jenis Ziarah Kubur agar Tak Salah Kaprah

Jika ziarah itu sendiri diperbolehkan, maka berlakulah kaidah umum yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw dalam sabdanya, “inamal a’malu binniyyat.” Bahwa sesungguhnya segala amal itu tergantung niatnya.

“Maka, jika niat berziarah itu untuk mengingat mati, tentu saja baik. Tetapi, jika niatnya adalah meminta-minta kepada mayat yang ada di kuburan itu, tentu menyebabkan kemusyrikan,” jelas Syafiq

Pada zaman pertengahan dalam sejarah Islam, banyak orang mengeramatkan kuburan orang suci atau dalam tradisi Islam disebut wali. Mereka berziarah dengan tujuan tertentu, orang sakit minta sembuh, orang miskin minta kaya, dan orang sedih minta bahagia.

Baca Juga:  Musykilnya Cerita Turun-temurun: Dari Wali yang Masih Hidup hingga Rasulullah Menyambut Peziarah Makamnya

(Baca juga: Ini Jawaban, Mengapa Jumlah Kyai di Muhammadiyah Semakin Menurun)

Para peziarah itu yakin bahwa orang yang dikubur itu bisa memberikan pertolongan terhadap hajat mereka. Atau setidak-tidaknya mampu menyampaikan permintaan mereka kepada Tuhan.

“Keyakinan itu didasarkan pada anggapan bahwa orang yang diziarahi itu dekat dengan Tuhan sehingga bisa menjadi perantara (wasilah) yang efektif untuk menyampaikan apa yang diminta oleh penziarah,” terang Syafiq.

Kuburan pun pada zaman “kegelapan” itu pun menjadi meriah karena keyakinan itu. “Bahkan, menurut Fazlur Rahman, pada abad-abad pertengahan, kuburan lebih meriah daripada masjid,” lanjut Syafiq. Di sana ada bazar atau pasar malam yang meriah dan orang berdatangan dari tempat yang jauh. (dian/aan)

Tags: Hukum Ziarah KuburKajian Ramadhan UMSIDAZiarah KuburZiarah Kubur Menurut IslamZiarah Kubur Menurut Muhammadiyah
Share1219Tweet762SendShare

Related Posts

Larangan Potong Kuku dan Rambut, untuk Pengurban atau Hewan Kurban? Kajian oleh Dr Zainuddin MZ Lc MA, Direktur Turats Nabawi Pusat Studi Hadits, Sidoarjo.
Kajian

Hadits-Hadits tentang Bolehnya Wanita Ziarahi Kubur

Rabu 6 Januari 2021 | 12:42
318
Hukum ziarah kubur.
Ibadah

Hukum Ziarah Kubur

Minggu 20 September 2020 | 15:20
490
Kesalahpahaman pada Muhammadiyah (1): Dituduh Kenyang di Era Orde Baru
Headline

Bisakah Muhammadiyah Disebut sebagai Ulil Amri?

Kamis 5 Juli 2018 | 14:21
250
Begini Model Sufi dan Tasawufnya Muhammadiyah
Headline

Begini Model Sufi dan Tasawufnya Muhammadiyah

Senin 28 Mei 2018 | 05:33
289
Catatan dari Ambon (1): Makam Para Syuhada, Monumen Pengingat Perjuangan
Headline

Hukum Ziarah Kubur Jelang Puasa Ramadhan

Minggu 6 Mei 2018 | 11:29
404
Beragama Islam kok Berdoa ke Penghuni Makam untuk Permudah Urusan?
Kabar

Beragama Islam kok Berdoa ke Penghuni Makam untuk Permudah Urusan?

Minggu 8 April 2018 | 10:25
82

Discussion about this post

Berita Terbaru

Tanggung Jawab Publik Seorang Muslim, Khutbah Jumat Terbaru

Tanggung Jawab Publik Seorang Muslim, Khutbah Jumat Terbaru

Kamis 25 Februari 2021 | 07:32
Tolak Zuhairi Misrawi

Tolak Zuhairi Misrawi Jadi Dubes Saudi

Kamis 25 Februari 2021 | 06:46
Tak Cukup 5W+1H, Berita Perlu 3E+1N

Tak Cukup 5W+1H, Berita Perlu 3E+1N

Kamis 25 Februari 2021 | 06:23
Toko Muh, toserba rintisan PCM Rungkut, dilaunching. Menjadi amanat muktamar dalam jihad ekonomi serta menjaga stabilitas perekonomian umat.

Toko Muhammadiyah Rungkut Dilaunching

Kamis 25 Februari 2021 | 05:30
Bisnis kuliner Tan Mei Hwa

Bisnis Kuliner Tan Mei Hwa, Setahun Buka Empat Warung

Rabu 24 Februari 2021 | 16:12
OST Collabs Edition Sajikan Badminton

OST Collabs Edition Sajikan Badminton

Rabu 24 Februari 2021 | 12:20
Demi SNMPTN 2021, Siswa Smamsatu Gresik Ini Datang dari Bogor

Demi SNMPTN 2021, Siswa Smamsatu Gresik Ini Datang dari Bogor

Rabu 24 Februari 2021 | 11:32
Kontroversia pro LGBT

Kontroversi Pro LGBT Jadi Dubes Saudi

Rabu 24 Februari 2021 | 10:12
Muslim China 25 Juta, Tahun 2050 Diprediksi 53 Juta

Muslim China 25 Juta, Tahun 2050 Diprediksi 53 Juta

Rabu 24 Februari 2021 | 09:24
AM Fatwa Gigih Usulkan Pahlawan Nasional Tokoh Islam

AM Fatwa Gigih Usulkan Pahlawan Nasional Tokoh Islam

Rabu 24 Februari 2021 | 06:53

Milad PWMU.CO

Wawancara dengan Buya Syafii Ma'arif adalah salah satu kenangan tak terlupakan kontributor Malang Uzlifah. Ada juga kenangan bersama Haedar Nashir, Emha Ainun Nadjib.
Milad PWMU.CO

Wawancara dengan Buya yang Tak Terlupakan

Minggu 22 Maret 2020 | 06:32
951

Uzlifah bersama suami Nugroho Hadi Kusuma dan Harakah El Muhammady Kusumadiningrat, usai mewawancarai Buya Syafii Ma'arif (Syarifudin Raisul Haq K/PWMU.CO)....

Read more
Sakit pun masih menulis berita. Itulah pengalaman kontributor Gresik Estu Rahayu. Kegiatannya sebagai guru dan aktivis Aisyiyah memang ketat. Tapi bisa menyiasatinya.

Sakit pun Masih Menulis Berita

Kamis 19 Maret 2020 | 11:33
457
Empat Tahun Sekolah Menulis. Pemeo ‘menulis itu sulit’ ternyata tidak benar. Setidaknya dibuktikannya. Ratusan penulis berhasil lahir dari rahimnya.

Empat Tahun Sekolah Menulis PWMU.CO

Rabu 18 Maret 2020 | 05:58
522
Bahagia dan sedih di liputan khusus pertama dialami Faiz Rijal Izzuddin, kontributor Lamongan yang 'hijrah' ke Solo. Berikut catatan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Solo itu.

Bahagia dan Sedih di Liputan Khusus Pertama

Sabtu 14 Maret 2020 | 06:37
453
Pengalaman jadi editor intrenal di lingkungan sekolah Muhammadiyah GKB yang diceritakan Ichwan Arif ini seperti merawat tanaman agar tetap hijau, terus tumbuh dan berkembang.

Pengalaman Jadi Editor Internal Sekolah

Kamis 5 Maret 2020 | 09:02
356

Berita Terpopuler

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    729310 shares
    Share 291724 Tweet 182328
  • Penembak Laskar FPI Terkuak

    12642 shares
    Share 5057 Tweet 3161
  • Bisnis Kuliner Tan Mei Hwa, Setahun Buka Empat Warung

    8491 shares
    Share 3396 Tweet 2123
  • Jeffrey Lang, Pakar Matematika Masuk Islam setelah Baca Al-Baqarah

    5964 shares
    Share 2386 Tweet 1491
  • Mengenang Kusnan Sumber, Mubaligh dan Politisi Militan

    2936 shares
    Share 1174 Tweet 734
  • 12 Mahasiswa dan 4 Muadzin Terima Beasiswa Lazismu Umla

    1718 shares
    Share 687 Tweet 430
  • Tolak Zuhairi Misrawi Jadi Dubes Saudi

    1214 shares
    Share 486 Tweet 304
  • Kontroversi Pro LGBT Jadi Dubes Saudi

    608 shares
    Share 243 Tweet 152
  • Demi SNMPTN 2021, Siswa Smamsatu Gresik Ini Datang dari Bogor

    353 shares
    Share 141 Tweet 88
  • Toko Muhammadiyah Rungkut Dilaunching

    300 shares
    Share 120 Tweet 75
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In