PWMU.CO – Perkembangan teknologi yang sangat pesat memberikan banyak kemudahan bagi manusia. Salah satunya membuat manusia bisa mengetahui informasi terbaru dengan hitungan detik dari berbagai belahan dunia lain. Lewat layar smartphone yang sudah menjadi bagian dari hidup, berbagai informasi dapat diakses dengan mudah dengan koneksi internet.
Berita tentang robohnya crane di Masjidil Haram bisa dengan cepat diterima oleh para netizen Indonesia, foto tentang aksi 212 di Jakarta bisa menjadi viral dengan cepat dan dilihat oleh pengguna media sosial di dalam maupun luar negeri, bahkan sekarang untuk mengundang atau menginformasikan sebuah kegiatan bisa melalui media sosial karena lebih murah, efektif dan efisien.
(Baca: Etika Ber-Medsos Umat Islam Masih Mengkhawatirkan)
Selain punya berbagai nilai positif, media sosial atau yang sering kita sebut medsos juga memiliki sisi negatif. Semakin banyaknya pengguna medsos, jika digunakan secara serampangan, maka akan menghasilkan kerusakan di dunia nyata.
Medsos bisa membuat permusuhan antar individu, ukhuwah antar ormas islam bisa semakin renggang, bahkan yang terparah dapat menyebabkan disintegrasi bangsa.Bayangkan saja jika kita sebagai pengguna medsos langsung copy paste berita miring tentang orang lain tanpa konfirmasi kebenarannya terlebih dahulu, maka secara tidak langsung kita telah melakukan fitnah kepada orang tersebut.
Atau kita sekedar share di group Whatsapp berita yang tidak benar tentang pemimpin atau tokoh tertentu, sehingga orang lain membaca dan membuat persepsi yang salah tentang mereka dan kemudian menjadi viral. Maka antara rakyat dan pemimpinnya bisa timbul rasa ketidakpercayaan, sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi tidak harmonis. Dan pastinya energi kita akan habis hanya untuk berperang dengan saudara sendiri di media sosial.
(Baca juga:4 Strategi agar Media Persyarikatan Tetap Bergairah dan Bisa Bersaing)
Parahnya ada kesan situasi seperti ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu dengan membuat akun palsu dan berita palsu (hoax), yang bertujuan menimbulkan perasaan saling membenci, saling waspada, saling serang di medsos di kalangan antar umat islam atau antar umat beragama.
Padahal dalam menghadapi hoax, Allah sudah jelas memberikan perintah melalui firmannya. “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. Al-Hujurat: 6).
Selanjutnya Baca Hal 2