Pemendaman Luka
Narasumber yang hadir dalam seminar ini adalah KH Farid Dhofir Lc MSi, Dr H Piet H. Khaidir, Ali Zulfikar MA, dan Imroatul Munawaroh sebagai moderator.
Mengawali sesi pertama, Farid Dhofir, menjelaskan bagaimana relasi sosial keagamaan itu harus ada keterbukaan dan sejalan dengan kisah-kisah para sahabat yang berdampingan dengan non-Muslim atau para pendeta di masa-masa Islam pasca Nabi Muhammad.
Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran dan Sains Piet H. Khaidir, menjelaskan bahwa relasi inklusivitas dalam agama dan keragaman harus memiliki power marketing yang jelas dan termanajemen. Juga, para agamawan, penda’ dan khususnya guru harus berperan aktif dalam perkembangan teknologi dan sosial media. Apalagi dalam konteks dakwah dan lain sebagainya.
Ali Zulfikar, menunjukkan hasil riset bahwa ada ketersinggungan dan pemendaman luka akibat kekerasan seksual yang bukan oleh orang lain sebagai pelakunya, melainkan orang terdekat, sampai ke gurunya. Untuk itu diperlukan upaya yang sungguh dari para aktor, baik guru, tokoh agama dan masyarakat, maupun pihak pemerintah daerah.
Seminar ini berjalan dengan lancar dan penuh antusias dari para peserta pelatihan. Seminar yang dimoderatori oleh Imroatul Munawarah ini memiliki kesimpulan bahwa perbedaan itu dapat dicairkan dengan perjumpaan dan komunikasi dialogis. Sehingga mengurangi dan bahkan menghilangkan kecurigaan dan permusuhan di antara umat beragama, khususnya dalam dunia pendidikan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni