Delapan Jurus PPDB
Pahri juga menyampaikan delapan jurus atau cara yang harus peserta jalankan. Pertama, menentukan target siswa (mentas). Menurutnya, ini penting agar kepala sekolah dan team work fokus dan bekerja keras untuk mencapai target.
“Target juga harus abnormal! Contoh, kalau tahun lalu menerima 100 siswa, maka target abnormal tahun ini minimal 300 siswa,” tutur Pahri.
Kedua, pendaftaran sepanjang masa (pesma), artinya pendaftaran siswa baru tidak terbatasi ruang dan waktu.
Ketiga, gerakan silaturahmi berjamaah (gesma). Caranya, kata Pahri, menggerakkan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan (tendik) untuk silaturrahmi ke rumah-rumah calon peserta didik baru. “Gerakan ini mengandung dua manfaat, selain mencari peserta didik kita juga promosi sekolah kita,” imbuhnya.
Jurus lainnya, presentasi langsung daftar (persada) dan menjemput bukan menyambut (membume). “Jadi kita yang datang ke rumah-rumah menjemput, bukan menyambut dengan cara kita menunggu di pendaftar di sekolah,” tutur dia.
Keenam, bersolek. Pahri yakin, sekolah Muhammadiyah harus tertata pandai bersolek. “Aura sekolah harus bersih, rapi, dan tertata. Demikian pula guru dan karyawannya dalam melayani tamu dengan hati senang, ramah, sopan dan santun,” ajaknya.
Ketujuh, gerakan media sosial (gemes). “Sukses PPDB tidak hanya sebatas pasang spanduk, baliho, iklan dan lain-lain tapi wajib memanfaatkan kecanggihan media sosial untuk promosi sekolah. Setiap kegiatan sangat perlu dimuat di media sosial agar bisa diketahui dan dikenal banyak orang!” ungkap Pahri.
Terakhir, mengadakan duta sekolah (dusek).
Tanya Jawab
Waktu yang panitia berikan pukul 19.00-21.00 WIB ternyata tak cukup. Diskusi gayeng berlangsung sampai pukul 22.30 WIB. Antusiasme peserta luar biasa. Gaya energik pemateri membuat peserta tidak ada yang mengantuk. Seolah Pahri bisa menghipnotis peserta untuk tetap semangat. Tak terasa waktu 3,5 jam mereka antusias menimba ilmu.
Pada sesi tanya jawab, Kepala SDM 3 Gresik Dimas Hasybi SThI bertanya, “Bagaimana kalau tim sekolah kami ingin meminta pendampingan dalam hal ini agar hasilnya bisa maksimal? Apakah dengan membuat grup khusus bisa?”
Pahri lantas menjawab, dirinya siap mendampingi 24 jam. “Tidak harus langsung datang ke lokasi tapi bisa lewat Zoom atau online. Kita beri pembinaan dan pendampingan,” tuturnya.
Selain itu, Muhammad Wasil SPdI mengajukan pertanyaan terkait kondisi sekolah di pedesaan yang notabeneada beberapa kriteria wali murid. “Ada yang menengah atas, sedang, dan bawah. Bagaimana cara mengambil sikap?” tanya Wasil.
Pahri menjawab, terkait sukses PPDB semua harus dirawat sesuai kondisi masing-masing. “Agar semua dapat tempat, baik kalangan atas, menengah, dan bawah,” jelasnya.
Sesi foto bersama menambah keakraban malam itu. Kemudian peserta berlanjut makan malam bersama. (*)
Penulis Ummu Salamah Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni