Makanan Hati
Ia lantas menekankan bahwa jika ingin menjadi Generasi Qur’ani maka isilah hati dengan Qur’an.
“Makanan hati adalah dzikir. Salah satu dari bentuk dzikir itu adalah al-Quran yang juga disebut ad-Dzikru. Oleh sebab itu, jika ingin menjadi Generasi Qurani, yang rohnya kuat, yang kalbunya kuat, maka, pertama, dekatkan hati dengan al-Quran,” terangnya.
Adapun potensi kedua yang diberikan oleh Allah kepada manusia yaitu akal. Halimah mengingatkan bahwa seorang Generasi Qurani harus menjadikan al-Quran sebagai pembimbing akal pikirannya. Mereka yang senantiasa ingat kepada Allah akalnya akan dibimbing Allah kepada kebaikan. Jika pikiran sudah dibimbing Allah, pikirannya akan lurus. Akalnya akan mengagungkan dan membesarkan Allah SWT.
“Itu makanya orang-orang yang berilmu makin tinggi ilmunya semakin mantap keimanannya karena dibimbing oleh akal yang lurus tadi,” ucapnya.
Terakhir, fisik. Halimah mendefinisikan bahwa Generasi Qurani adalah generasi Islam yang menjadikan aktivitas fisiknya di bawah bimbingan Alquran. Amalan-amalannya adalah amalan kebaikan.
“Dari lisan dan lidah keluar kalimat-kalimat yang baik. Kemudian, seluruh anggota tubuhnya diarahkan untuk kebaikan-kebaikan, kakinya melangkah kepada kebaikan, tangannya digunakan untuk menolong orang-orang, dan seluruh ucapan dan tindakannya dilaksanakan dan diarahkan untuk kebaikan,” tandasnya. (*)
Penulis: Ain Nurwindasari Editor Mohammad Nurfatoni