PWMU.CO – Keutamaan meminta maaf menjadi tema khutbah Jumat Siswa MA Muhammadiyah 1 Sidayu Gresik Jawa Timur Syahrul Fatawa di Masjid Ammar bin Yasir SMP Muhammadiyah 9 Golokan Sidayu, Jumat ( 15/9/23).
Dalam Khutbahnya, dia menyampaikan, kita selaku orang muslim dianjurkan untuk mengambil satu dari tiga sikap jika seseorang melakukan kesalahan terhadap kita yaitu menahan amarah, memaafkan dan berbuat baik tehadap seseorang.
“Ada tiga sikap yang menjadi kriteria bagi orang yang mencapai derajat muhsinin, yaitu orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amanahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Sungguh Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,” katanya.
Dia menambahkan ketika ada seseorang yang berbuat salah kepada kita, baik sengaja maupun tidak sengaja, maka kemungkinan kita akan bereaksi dengan salah satu tiga sikap itu.
“Bisa jadi kita bereaksi dengan menahan amarah, artinya menahan diri tidak membalas atau melontarkan kata-kata yang tidak pantas kepada orang lain,” jelasnya.
Sanggup, lanjutnya, menahan marah memang sudah baik tetapi belum cukup tuntas menyelesaikan rasa kecewa. Barangkali kita sanggup menahan marah, tetapi hati masih ada ganjalan, masih ada luka yang mengganggu hubungan dengan orang yang berbuat kesalahan tadi.
Meminta Maaf
Syahrul Fatawa menjelaskan, tingkatan yang paling tinggi dari menahan marah yaitu mampu memaafkan kesalahan orang yang melukai atau menyakiti hati kita. Kapan seseorang biasanya memberi maaf?
“Praktik dalam kehidupan sehari-hari, biasanya seseorang memberi sesuatu jika ia minta. Begitu juga kebiasaan dalam memberikan maaf, terlebih dahulu ada permohonan baru kemudian dimaafkan,”katanya.
Padahal, lanjutnya, anjuran yang disampaikan di dalam al-Quran adalah untuk tidak menanti permohonan maaf dari orang yang bersalah, melainkan hendaknya memberi maaf sebelum diminta. Ayat-ayat yang berbicara tentang pemaafan semuanya dikemukakan tanpa usaha terlebih dahulu dari orang yang bersalah.
Firman Allah dalam Surat asy-Syura ayat 40 yang artinya Balasan terhadap kejahatan adalah pembalasan yang setimpal, tetapi barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik, ganjarannya ditanggung Allah.
Tidak ditemukan ayat yang menganjurkan agar meminta maaf, tetapi yang ada adalah perintah untuk memberi maaf. Keutamaan orang yang bersedia memberi maaf kepada sesama manusia adalah akan segera mendapat ampunan dari Allah. Mereka yang enggan memberi maaf hakikatnya enggan memperoleh ampunan dari Allah SWT.
Sebagaiman firman Allah dalam Surat an-Nur ayat 22, … hendaklah mereka memberi maaf dan melapangkan dada. Tidakkah kamu ingin diampuni oleh Allah?
Semoga, harapnya, kita semua termasuk hamba yang pemaaf karena dengan memberi maaf merupakan gerbang untuk kembali memperbaikihubungan dan membuka lembaran baru untuk berbuat yang lebih baik. (*)
Penulis Chilmiyati. Editor Ichwan Arif.