Kesehatan Reproduksi
Dokter Santi lantas menjelaskan pentingnya remaja mengetahui tentang kesehatan reproduksi. Di antaranya adalah untuk mengetahui sistem, fungsi dan proses reproduksi, upaya apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan reproduksi.
“Juga untuk mengetahui enyakit apa saja yang bisa kita alami apabila tidak menjaga kesehatan reproduksi,” imbuhnya.
Lebih jauh lagi, dokter Santi menjelaskan tentang tips menjaga kesehatan alat reproduksi pada wanita, di antaranya yaitu dengan menjaga kebersihan alat reproduksi.
“Pesan saya kalau cebok pakai air mengalir, jangan pakai air yang tandon. Karena kita nggak tahu air yang di bak bekasnya apa. Apalagi di tempat umum, sebelum buang air harus disiram dulu, flush dulu berkali-kali sebelum menggunakan toilet umum,” Ucapnya.
Adapun ketika seorang wanita menstruasi kebersihan alat reproduksi tentu membutuhkan perhatian yang lebih.
“Ganti pembalut 4-5 x dalam sehari jika menstruasi. Atau sesering mungkin jika terasa lembab. Sebaiknya tidak memakai pembalut yang berparfum,” terangnya.
Dokter Santi juga mengingatkan bahaya pemakaian bedak pada area vagina karena dapat menyebabkan kanker.
“Hindari penggunaan pembersih vagina, karena dapat menimbulkan mengubah PH vagina. Banyak produk seperti pembersih yang bahannya dari daun sirih itu tidak boleh dipakai,” ungkapnya.
Dokter spesialis kandungan ini juga memberikan tips ketika seorang wanita mengalami nyeri atau kram perut yang mengganggu saat haid.
“Hindari makanan pedas dan asam, minum obat bila perlu, biasanya golongan paracetamol atau asam mefenamat. Jangan lupa perbanyak minum air putih, tetap olahraga, tenangkan pikiran dan konsumsi sayur dan buah-buahan. Kalau bisa hindari jajanan fast food ya,” imbuhnya.
Remaja menurut Dokter Santi perlu mengetahui tentang bagaimana bersikap terkait kesehatan reproduksi. Karena jika tidak akan mengalami dampak yang fatal.
“Yang pertama harus memahami dampak dan risiko terkait hubungan seksual. Kedua, harus cerdas memilih teman dan tau harga diri kita sendiri. Dan yang terpenting adalah iman, yaitu kita tahu batas-batas nilai agama, mana yang boleh mana yang nggak boleh,” terangnya.
Ia lantas menjelaskan akibat tidak menjaga kesehatan organ reproduksi. Dampaknya bisa meliputi fisik, mental, psikis.
“Bahayanya bisa terjadi pernikahan dini, atau kehamilan dini yang tidak dikehendaki yang akhirnya seseorang melakukan aborsi. Juga akan berakibat infeksi organ reproduksi, PMS (seksual transmity desease) dan non-PMS,” terangnya.
Terakhir, Dokter Santi menyatakan, “Seks bukanlah hal yang salah untuk dibicarakan, namun akan menjadi suatu hal yang merusak jika disalahgunakan.” (*)
Penulis Ain Nurwindasari Editor Mohammad Nurfatoni