
PWMU.CO – Pentingnya remaja menjaga kesehatan reproduksi disampaikan dr Yuliana Arisanti SpOg dalam kegiatan Guest Teacher yang dilaksanakan di Andalusia Hall, Spemdalas, Kamis (21/9/2023).
Dokter spesialis kandungan itu menyampaikan di hadapan siswi kelas IX SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik, Jawa Timur,
Ibunda Apriandhika Zhafran Yudianto yang sedang duduk di bangku kelas IX Fez tersebut menjelaskan kesehatan ialah keadaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial yang memungkinkan orang untuk hidup produktif.
“Adapun reproduksi ialah proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya,” jelasnya.
Dokter Santi, sapaan akrabnya, lantas menjelaskan apa yang disebut dengan remaja.
“Remaja yaitu masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Sehingga kespro remaja bisa kita artikan kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja,” terangnya.
Ia juga menjelaskan bahwa menurut World Health Organization (WHO) batasan usia remaja adalah 10-19 tahun.
“Kalau menurut Undang-undang Perlindungan Anak No. 23 tahun 2002 remaja itu rentang usianya 10-18 tahun. Masa remaja awal yaitu 10 sampai 13 tahun, masa remaja tengah yaitu 14 sampai 16 tahun, masa remaja akhir yaitu 17 sampai 19 tahun,” terangnya.
Mas Pubertas
Adapun masa pubertas menurut dokter Santi ialah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual.
“Di antaranya ditandai dengan pematangan organ reproduksi, perubahan fisik yang cepat dan tidak seimbang dengan kejiwaan, butuh dukungan dan bimbingan dari lingkungan sekitarnya,” jelasnya.
Untuk itu remaja juga orang tua diimbau agar memahami hal-hal terkait perubahan psikologis pada remaja, di antaranya:
- Remaja lebih senang berkumpul di luar rumah dengan kelompoknya dan proses percintaan sudah dimulai.
- Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua.
- Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri.
- Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung pada kelompoknya.
“Jadi Hal tersebut di atas menyebabkan remaja menjadi lebih mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif dari lingkungan barunya,” imbuhnya.
Dokter Santi lantas menjelaskan istilah menarche yaitu usia pertama kali remaja putri mengalami menstruasi.
“Dulu masa saya itu usia SMP baru menstruasi, sekarang anak SD kelas 3 sudah. Faktornya adalah makanan dan lingkungan serta tontonan yang mereka lihat,” ucapnya.
Adapun menstruasi dijelaskan sebagai proses pelepasan dinding rahim yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan.
“Jadi normalnya memang setiap bulan. Siklus menstruasi umumnya 28-35 hari. Dan lama menstruasi berlangsung biasanya 3-7 hari. Namun bagi remaja putri, bisa jadi mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur pada masa-masa awal. Dan itu adalah hal yang normal,” terangnya.
Ia pun menjelaskan bahwa ada beberapa peristiwa saat menstruasi yang kerap terjadi pada remaja maupun orang dewasa.
“Di antaranya kelenjar keringat lebih aktif, konstipasi, dismenore (kram atau sakit ketika mens) dan anemia,” terangnya.
Baca sambungan di halaman 2: Kesehatan Reproduksi
Discussion about this post