Amankan Produk Kreatif
Prof ZM kemudian menegaskan, peserta harus ikut mengamankan produk kreatif. Salah satu caranya dengan memasarkan produk lokal sehingga orang luar bisa tahu itu produk kreatif Indonesia.
Dia lantas mengingat kejadian yang tengah ramai menjadi perbincangan masyarakat. “Ribut lagu Halo-Halo Bandung disadur Malaysia. Malaysia punya lagu begitu juga. Reog Ponorogo diklaim, batik juga diklaim,” ungkap pria yang meraih doktor pada Program Studi Ilmu Sosial Program Pascasarjana Universitas Airlangga itu.
Kata Prof ZM, pihaknya sudah rapat membahas anggaran pariwisata. Sebab dia menilai kondisi saat ini belum ramah pariwisata. “Rencana pembangunan belum diberi penghargaan semestinya. Padahal pariwisata menyumbang devisa signifikan,” jelas dia.
Padahal, sambungnya, pariwisata modal yang mudah dikapitalisasi oleh bangsa. “Kita terus mengusahakan supaya anggaran pariwisata mengalami kenaikan. Ini pekerjaan tersendiri bagi kami untuk membantu Kementerian Pariwisata,” imbuhnya.
Prof ZM menutup sambutannya dengan yel-yel sesuai yang diajarkan pembawa acara. Ketika dia meneriakkan, “Siapa kita?” Para peserta kompak menjawab, “Pegiat pariwisata Kabupaten Gresik!” Kemudian waktu Prof ZM meneriakkan, “Mana dia?” Peserta kompak merespon, “Ini dia!” Peserta menjawab sambil menepuk dada.
Akhirnya, Prof ZM membuka Bimtek siang itu secara resmi dengan membaca basmalah. Sebanyak 55 kader Nasyiatul Aisyiyah se-Kabupaten Gresik antusias mengikutinya. Di antara mereka, turut bergabung 25 kader Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Gresik yang sebelumnya mengikuti Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) sejak pagi. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni