PWMU.CO – Maba program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya tahun pelajaran 2023/2024 meningkat hampir 100 persen. Data mahasiswa baru (maba) ini diungkap Sekretaris Direktur Dr Sholikhul Huda MFilI pada Orientasi Pendidikan di Program Pascasarjana. Ini bagian dari rangkaian Orientasi Dinamika Kampus (Ordik) untuk maba.
Sholikhul Huda menerangkan, dari data Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Pascasarjana UMSurabaya yang mendaftar, sekitar 170 mahasiswa tersebar di tiga program studi (prodi). Yaitu Prodi Hukum Ekonomi Syariah (HES), Pendidikan Islam (PI), serta Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dengan model online-offline.
“Sehingga tahun ini di setiap prodi membuka sekitar dua atau tiga kelas,” jelasnya di Aula Gedung At Tauhid UMSurabaya, Sabtu (23/9/2023).
Peningkatan maba tahun ini, sambungnya, tidak lepas dari dukungan kebijakan Rektor Dr dr Sukadiono MM. “Dengan memfasilitasi program beasiswa kader 50 persen untuk kader Muhammadiyah di seluruh Jawa Timur. Sehingga harapan kita program ini akan terus kita laksanakan dan bahkan akan kita perluas dengan membangun kerjasama dan sinergi dengan yang lain,” ungkapnya.
Dia menutup laporannya dengan berpantun:
“Jalan-jalan ke Kota Semarang membeli semangka,
Di tengah jalan ketemu gadis cantik Surabaya.
Selamat datang Maba Pasca UMSurabaya,
Semoga betah dan bahagia.”
Sebelumnya, Ordik bertema ‘Kurikulum Merdeka dalam Menjawab Problematika Pendidikan di Indonesia’ ini dimulai dengan pembukaan oleh Direktur Program Pascasarjana UMSurabaya Prof Abdul Hadi MAg. Dia mengatakan, “Program Magister (S2) merupakan kelanjutan dari program Strata (S1).”
Kata Prof Abdul Hadi, program S2 lebih fokus pada pengembangan keilmuan dengan pengembangan riset, sehingga diharapkan mahasiswa Pascasarjana lebih semangat dan terus mengembangkan diri dalam dunia riset. “Dosen-dosen Pascasarjana UMSurabaya siap membantu mewujudkan itu!” ungkapnya.
Agenda Ordik berlanjut dengan Studium General oleh Tim Ahli Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Dr Nur Fauziah MPd. “Salah satu solusi mengembangkan pendidikan di Indonesia adalah dengan membuka luas akses pembelajaran bagi mahasiswa, sehingga kolaborasi dan sinergi dengan pihak luar menjadi penting,” terangnya. (*)
Penulis Sholikh Al Huda Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni