PWMU.CO – Muhadjir Effendy hadir di Pengukuhan Pimpinan Cabang (PC) Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Surabaya sekaligus mengisi Pengajian Pencerah di Aula Mas Mansur Smamda Tower Surabaya, Ahad (24/9/2023).
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK RI), Prof Dr Muhadjir Effendy di hadapan 1.500 hadirin mengatakan, Muhammadiyah bukanlah organisasi melainkan pergerakan.
Ia menceritakan percakapan antara KH Ahmad Dahlan dan Sudja, muridnya. Saat itu, Sudja bertanya kenapa kiai keberatan Muhammadiyah menjadi organisasi?
Lalu dijawab Kiai Dahlan, jika Muhammadiyah menjadi organisasi, nanti sibuk ngurusi pengurus, tidak ngurusi gerakan.
Muhadjir pun menyampaikan pengamatannya. ”Saya lihat Muhamamdiyah Surabaya ini bukan sekadar organisasi, tetapi juga pergerakan,” ucapnya disambut tepuk tangan peserta.
Lalu, ia mendorong pimpinan di basis akar rumput agar mendata jumlah anggotanya.
“Mari, mengajak umat untuk bersama kita. Harus dipastikan berapa simpatisan Muhammadiyah, berapa jumlah yang aktif di Muhammadiyah di ranting. Harus dipastikan warga Muhammadiyah di setiap sayapnya atau lembaganya,” harapnya.
Muhadjir mengklasifikasikan ada orang yang suka jika diajak pengajian, tetapi enggan jika diajak masuk di Muhammadiyah. “Ada semacam ketakutan kalau ikut Muhammadiyah,” ujarnya.
Ia menjelaskan ada empat jenis sikap dalam berkomunikasi, yaitu empati, simpati, apati, dan antipati.
“Empati adalah kalau orang itu sudah mau jadi bagian dari kita. Ia bisa merasakan apa yang kita rasakan, kalau ada kecelakaan terus langsung menolong. Lalu, simpati adalah turut prihatin. Kalau ada kecelakaan, ia teriak ‘Ya Allah, ya Allah…’ gitu,” katanya.
”Kemudian apati, ia cuma ngeliatin aja, dan terakhir antipati, jika ada insiden ‘Siapa itu? Kena begal? Lah sukur… jangan sampai terjadi pada kita,” paparnya.
Dari situ, ia ingin untuk memperbesar orang yang bersimpati dan berempati kepada Muhammadiyah.
“Inilah target penggerak Muhammadiyah dalam berkomunikasi. Supaya masyarakat menjadi empati pada kita atau bisa menjadi simpati, awal dari sikap empati,” harapnya.
Adapun empat tahapan hingga seseorang akhirnya membuat suatu keputusan.
“Jadi, pertama harus memberikan awarness. Kemudian, orang itu mulai tertarik, interest. Kemudian, orang tesebut melakukan evaluasi. Lalu, dia memutuskan jadi simpatisan atau menjauh dari Muhammadiyah, ini yang jadi titik kritis”, terangnya.
Penulis Hamzah Editor Sugeng Purwanto