PWMU.CO – SMK Muda implementasi Supervisi Klinis hasil Diksuspala Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim.
Kegiatan supervisi klinis dilakukan SMK Muhammadiyah (SMK Muda) 2 Genteng Banyuwangi Jawa Timur saat para siswa sedang menjalani Penilaian Tengah Semester (PTS), Senin (25/9/2023).
Supervisi klinis merupakan hasil dari pelatihan Pendidikan Khusus Kepala Sekolah (Diksuspala) batch 2 tahun 2023 yang digelar oleh Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non Formal (Dikdasmen dan PNF) PWM Jatim di Trawas Mojokerto sebulan lalu.
Kepala SMK Muda Tamyis Rosidi MPd melalui Wakil Kepala Sekolah Taufiqur Rohman MPdI yang telah mengikuti Diksuspala untuk melaksanakan supervisi ini.
“Sebanyak 81 orang yang menjadi sasaran kegiatan ini. Yaitu 63 orang guru dan 18 orang tenaga kependidikan,” ujarnya.
Untuk melancarkan kegiatan ini, maka dibuatkan SK Tim Supervisi. Dengan 4 orang supervisor yang terdiri dari Tamyis Rosidi MPd, Taufiqur Rohman MPdI, Waka Kurikulum Hidayatul Rohman ST, dan Kasi Kurikulum Eko Susanto SPd.
“SK ini dibuat, agar pelaksanaan supervisi dapat berlangsung dengan baik,” ungkapnya.
Perangkat dan Pelaksanaan Pembelajaran
Setelah itu dilakukan sosialisasi pelaksanaan supervisi kepada semua guru dan tenaga kependidikan. Dari hasil sosialisasi itu disampaikan supervisi dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama, supervisi perangkat pembelajaran yang mulai dilaksanakan pada Senin (25/9/2023).
Supervisi perangkat pembelajaran dengan mengisi instrumen supervisi yang terdiri dari 10 item. Yaitu Kalender Pendidikan, Program Tahunan, Program Semester, Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Modul Ajar, Jadwal Tatap Muka, Agenda Harian, Daftar Nilai, Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP), dan Presensi siswa.
Untuk tahap kedua, supervisi pelaksanaan pembelajaran di kelas akan dimulai pada Oktober depan.
Salah satu guru mata pelajaran Bahasa Inggris David Zarres Andy MPd memilih supervisi klinis. Dia berinisiatif mendatangi tim supervisi lebih awal dari yang lain. Harapannya agar mendapat giliran pertama untuk disupervisi.
“Dari hasil supervisi nanti, saya ingin mengetahui kekurangan saya dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Sehingga saya dapat segera memperbaikinya demi kualitas pembelajaran,” harapnya. (*)
Penulis Taufiqur Rohman. Editor Sugiran.