PWMU.CO – Jangan percaya politik itu buruk. Kalimat itu dilontarkan Aribowo narasumber Komunikasi Politik Marketing Politik dan Perilaku Pemilih pada acara Kelas Politik Perempuan yang digelar Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur di My Dormy Hostel UMM, Kamis (28/9/2023).
“Saya tahu ibu-ibu banyak sekali yang dipikirkan. Dari berbagai macam latar belakang. Saya akan sampaikan materi pelan-pelan ya,” ujar Dr Aribowo, Ketua Majelis Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi Pimpinan Wilayah Muhamamdiyah (PWM) Jawa Timur.
“Apa benar politik itu kejam. Penuh intrik?” Ari, sapaan karabnya, melemparkan pertanyaan retoris.
“Pada dasarnya politik itu aktivitas yang membawa masyarakat sejahtera bersama. Tentu aktivitas yang dilakukan adalah bagus dan mulia. Di semua bidang, baik ekonomi, hukum, atau sosial, harus menghasilkan sesuatu yang baik bagi masyarakat,” paparnya.
Aribowo kemudian menerangkan lebih dalam. “Saya guru, saya lebih suka menggunakan papan tulis untuk menerangkan,” kata lelaki yang juga sebagai dosen FISIP Universitas Airlangga Surabaya itu.
Aribowo membagi komponen pemilu dalam tiga hal yaitu komunikasi politik, marketing politik ,dan perilaku pemilih. Kemudian dia menerangkan apa itu komunikasi di papan tulis layaknya guru dan murid. Dia berusaha mencairkan suasana karena sesi ini dimulai pukul 19.30 ketika para peserta dalam posisi lelah.
Dia menjelaskan, komunikasi memiliki dua unsur yaitu komunikator dan komunikan. Komunikan itu sebuah komunitas, masyarakat. Secara gamblang Ari menjelaskan dengan mudah melalui bagan. Misal: A adalah penyampai pesan, B adalah penerima pesan.
Dalam berkomunikasi A menggunakan instrumen, sebagai media untuk memudahkan pesan bisa diterima.
Jika dikaitkan dengan politik instrumen bisa berupa leaflet, WhatsApp, atau video agar pesan partai berupa program atau identitas partai bisa tersampaikan kepada masyarakat dengan sangat baik untuk meraup suara lebih besar.
Baca sambungan di halaman 2: Marketing Politik