Muludan ala Muhammadiyah Takerharjo Solokuro Lamongan

Muludan ala Muhammadiyah Takerharjo Solokuro Lamongan Jawa Timur yang dilaksanakan Takmir Musala Al Falah Takerharjo mengundang saya untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad. (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Muludan ala Muhammadiyah Takerharjo Solokuro Lamongan Jawa Timur yang dilaksanakan Takmir Musala  Al Falah Takerharjo mengundang  saya untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad.

Saya datang Kamis saat magrib 12 Rabiul Awal 1445/28 September 2023. Setelah muazin iqamah, saya mengimami.

Setelah berzikir dan salat bakdiah, saya bercerita. Temanya hari kelahiran Nabi Muhammad berdasarkan al-Quran. Insyaallah cerita terbaik, paling lengkap dan indah serta terdapat pengajaran bagi orang yang berakal.

Saya pun membawa buku Cermin Diri. Saya juga mengacu kitab Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri hal 103.

Muhammad dilahirkan di Mekkah Senin pagi. Tanggalnya 12 Rabiul Awal tahun gajah bertepatan 22 April 571. Bersamaan kelahiran Muhammad ada beberapa peristiwa. Empat belas balkon Istana Kisra runtuh. Api yang disembah orang Majusi padam. Gereja di Buhairah ambles ke tanah.

Ibu Nabi (Aminah) berkata, “Sesudah bayiku keluar, aku melihat ada cahaya dari kemaluanku, menyinari istana-istana di Syam.”

Aminah mengirim utusan kepada Abdul Mutalib untuk menyampaikan kabar kelahiran cucunya. Kakek datang dengan perasaan suka cita. Muhammad dibawa ke dalam Kakbah seraya berdoa dan bersyukur dan diberi nama Muhammad.

Pada hari ketujuh Muhammad dikhitan sang kakek. Ada pula pendapat bahwa Muhammad disunat sejak lahir. Ada juga riwayat bahwa Muhammad dikhitan oleh malaikat Jibril saat membelah dada beliau.

Abu Lahab menyuruh Tsuwaibah (budaknya) untuk menyusui Muhammad. Kebaikan Abu Lahab ini mengurangi siksanya setiap Senin.

Agar Muhammad terhindar dari penyakit menular, tubuhnya kuat, ototnya kekar dan pintar bahasa Arab, Abdul Mutalib meminta Halimah As Sa’diyah menyusui Muhammad. Awalnya Halimah tidak bersedia, karena Muhammad adalah yatim. Bayarannya tidak seberapa, tetapi daripada tidak dapat apa-apa, Halimah akhirnya bersedia.

Halimah justru merasakan berkah.  Tatkala menggendongnya tidak kerepotan. Muhammad pun menyusu hingga kenyang, lalu tertidur pulas. Selain itu anak kandungnya tidak rewel, air susu untanya menjadi penuh dan keledainya menjadi kuat.

Esoknya mereka menempuh perjalanan jauh ke Bani Saad dengan perbekalan yang banyak. Rekannya kaget. Padahal sebelumnya keledai tersebut lemah. Setiba di rumah, ladangnya menjadi subur. Domba-domba menyongsongnya dalam keadaan kenyang dan air susunya penuh.

Genap dua tahun, Halimah menyapih Muhammad. Beliau tumbuh dengan baik. Kemudian Halimah membawa Muhammad kepada Aminah. Halimah berharap dapat merawat Muhammad lagi. Aminah mengizinkannya.

Pada usia empat tahun, Muhammad bermain. Jibril memegang dan menelentangkan Muhammad. Dadanya dibelah, hati dan segumpal darah dikeluarkan. Lantaran merupakan bagian setan. Malaikat mencucinya di baskom emas dengan air zam-zam. Lantas memasukkannya ke tempat semula. Anak-anak berlarian ke ibunya karena menganggap Muhammad telah dibunuh.

Peristiwa pembelahan dada, membuat Halimah khawatir akan keselamatan Muhammad. Halimah mengembalikan Muhammad kepada Aminah.

Pada usia 6 tahun, Muhammad diajak ziarah ke makam Abdullah di Madinah. Jauhnya 500 km. Mereka ditemani Ummu Aiman. Sebulan kemudian mereka bersiap ke Mekkah. Aminah sakit dan meninggal di Abwa.

Saking gayengnya bercerita, tidak terasa ada tarhiman dari masjid. Pengajian diakhiri. Jamaah diberi makan soto Lamongan. Pas azan, jamaah berwudu. Lalu salat sunat dan berjamaah isya. Sebab siapa saja salat isya berjamaah, maka seakan-akan ia mendirikan salat setengah malam. (*)

Penulis Mushlihin. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version