Suharyati, Ketua Majelis PAUD Dasmen Aisyiyah Takerharjo Tutup Usia

Almarhumah Suharyati (Mushlihin/PWMU.CO)

PWMU.CO – Ketua Majelis PAUD Dasmen Aisyiyah Takerharjo, Solokuro, Suharyati SPd tutup usia pada pukul 10.00 WIB di rumah sakit Muhammadiyah Lamongan pada Kamis (11/07/2024).

Sekretaris Pimpinan Ranting Muhammadiyah Takerharjo yang juga sepupunya menceritakan bahwa, Bu Suharyati sukses menjadi ketua panitia pemilihan kepala PAUD Percontohan Aisyiyah Takerharjo yang digelar pada (02/07/2024) secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

Suami dari Bu Suharyati, yakni Pak Afif Anhar yang merupakan bendahara Pimpinan Ranting Muhammadiyah Takerharjo menambahkan. “Istri saya kelahiran Trenggalek, 25 November 1977. Menjadi sarjana Pendidikan Biologi dari Universitas Jember angkatan 1997 dan menikah dengan saya pada tahun 2002. Menjadi guru sertifikasi MI Muhammadiyah Takerharjo tahun 2005-2024. Kami memiliki 2 anak, yaitu Devan, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya dan Bilqisth, murid MTs Muhammadiyah Takerharjo.”

“Saya, istri, anak, ibu dan adik walimatul ursy ke Malang pada 4-6 Juli 2024. Kami pulang hari Sabtu Ashar dan sampai di Takerharjo Solokuro Lamongan pada Sabtu tengah malam. Istri mengaku demam lalu minum alpara, tapi tetap menggigil. Istri diperiksakan ke dokter Reni di Karanggeneng,” sambungnya

Pada Selasa pagi, sakitnya bertambah parah. Istri pun dirawat di rumah sakit Muhammadiyah Lamongan. Trombosit menurun dan Istri masuk Unit Gawat Darurat (UGD). Kamis (11/07/2024), pukul 10.00 menghembuskan nafas terakhirnya,” imbuhnya

Kabar duka menyeruak dan membanjiri WhatsApp grup. Takmir masjid pun mengumumkan melalui toa. Keluarga, tetangga, murid dan sahabat serta ratusan kaum muslimin bertakziah.

Ambulans datang, jenazah disemayamkan di rumah duka. Satu jam kemudian jenazah dimandikan dengan air yang dicampur kapur barus. Orang yang memandikan adalah kerabat dan suaminya. Jenazah diletakkan di dipan yang tinggi, aurat tertutup, diwudhukan, dibasuh secara ganjil, rambut dipintal dan Jenazah dikeringkan dengan handuk serta diolesi minyak wangi.

Selanjutnya, Jenazah dikafani kain berwarna putih dari katun karena jenazah wanita makruh dikafani sutera.

Berikutnya, jenazah dipikul beberapa pria secara sukarela ke masjid Al Jihad. Pimpinan Ranting Muhammadiyah Takerharjo H Amirul Mu’minin MA menahan tangis meminta keluarga melunasi hutang dari almarhumah bila ada. Selain itu, mengucapkan terima kasih kepada para pelayat. Ia berpesan “Jalannya agak cepat, karena bila jenazah dari orang salih berarti telah mempercepat kebaikan untuknya.”

Mantan Pimpinan Daerah Muhammadiyah, H Muhammad Tsabit mengimami salat jenazah. Rukunnya yaitu, niat, takbir, berdiri jika mampu, membaca al-Fatihah, shalawat, mendoakan dan mengucapkan salam. Jumlah jamaah empat ratusan.

“Seorang muslim yang meninggal dunia dan disalati lebih dari 40 orang yang tidak menyekutukan Allah akan memperoleh syafaat,” tuturnya.

Setelah itu, jenazah dikuburkan. Modin Munjil Mukminin menganjurkan mendalamkan kuburannya dan memperluasnya.

“Tempat penguburan seperti itu supaya mencegah timbulnya bau dan agar tidak dapat dijangkau binatang. Arahkan ke kiblat. Lepaskan tali pengikat kain kafan. Tancapkan batu nisan,” ucapnya

Lebih dari itu Modin memohon ampunan dan mendoakan keteguhan untuk almarhumah. “Ya Allah ampunilah Bu Suharyati, Limpahkanlah rahmatmu kepadanya dan masukkanlah ke dalam surga. Ya Allah ampunilah kepada yang hidup diantara kami dan yang mati, orang yang hadir diantara kami dan yang tidak hadir, kecil atau tua, pria maupun wanita.” (*)

Penulis Mushlihin Editor Ni’matul Faizah

Exit mobile version