PWMU.CO – Satu dapil satu caleg diperbincangkan sebagai strategi politik Muhammadiyah dan Aisyiyah. Penyampainya: Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LKHP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Muhammad Mirdasy saat di Kelas Politik Perempuan Aisyiyah Jawa Timur di My Dormy Hostel UMM, Jumat (29/9/2023) pagi.
“Terima kasih yang sebesarnya. Bagi LKHP kegiatan ini luar biasa. Momen penting antara Muhammadiyah dan Aisyiyah dengan para calon legislatif (caleg), bagaimana Muhammadiyah dan Aisyiyah bersikap,” Mirdasy membuka percakapan secara daring.
Dia sedang mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LKHP di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlangsung mulai 29 September hingga 1 Oktober 2023.
Mirdasy mengatakan ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu:
Pertama, tidak mudah menentukan caleg kadermu satu dapil satu caleg. Distribusi kader terbatas sehingga banyak polemik yang menyertai. Suara Muhammadiyah dan Aisyiyah dibagi banyak kader banyak partai.
Kedua, terjadi stagnasi yang luar biasa antara caleg dan Persyarikatan. Caleg sangat berharap adanya surat wajib direkomendasi, wajib didanai, dan wajib dipilih. Sementara Muhammadiyah belum memutuskan untuk itu.
Soal caleg Aisyiyah, Mirdasy mengatakan: “Saya belum menemukan caleg ‘jadi’ perempuan. Harus di-guiding penuh. Aisyiyah membutuhkan caleg. Caleg membutuhkan Aisyiyah. Jangan diletakkan sebagai kebutuhan yang sepihak,” ujarnya.
Baca sambungan di halaman 2: Hak Istimewa Perempuan