PWMU.CO – Siswa SD Almadany melakukan kegiatan membatik di Wisata Giri Kuno (WGK) Desa Giri Kebomas Gresik, Kamis (5/10/2023).
Kegiatan yang diikuti siswa SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany) Gresik Jawa Timur ini dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh setiap 2 Oktober.
Dipandu Ibu-ibu PKK Desa Giri yang tergabung dalam Komunitas Batik Tulis Korasi Giri, siswa kelas VI Andromeda belajar membatik di kain putih selebar 40×28 cm itu. Mereka dengan antusias melakukan proses membantik. Tangannya lincah melakukan proses pembuatan batik.
Ketua Komunitas Batik Tulis Korasi Giri Libya Mufidah SAg mengenalkan alat untuk membatik dan kegunaan dalam membuat batik khas Giri. Dia pun menjelaskan pada alat utama dalam membuat batik yaitu canting.
“Canting ini untuk mengeluarkan cairan malam yang sudah dipanaskan di kompor untuk digoreskan di kain putih sesuai motif batik yang digambar,” ujar perempuan yang pernah menjadi guru agama di SD Muhammadiyah Giri ini.
Siswa SD Almadany kemudian mempraktikkan apa yang mereka lihat dan dengar dari Libya Mufidah. Dengan dibantu ibu-ibu Komunitas Batik Tulis Korasi Giri, siswa SD Almaday mulai menggores canting di kain putih itu. Mereka pun dengan hat-hati dalam menirukan apa yang sudah dilakukan Libya Mufidah. Mereka pun memulai kreasi dalam membuat batik.
Sejarah Tempoe Doeloe
Siswa kelas VI Andromeda SD Almadany mengunjungi WGK setelah School Visit di SMP Muhammadiyah 4 Giri. Kegiatan dilanjutkan dengan belajar sejarah di Museum Sunan Giri, mereka belajar sejarah Tempoe Doeloe.
WGK Destinasi Wisata Baru Desa Giri merupakan tempat destinasi wisata baru milik pemerintah desa Giri yang diresmikan pada (13/12/2022). Destinasi ini didirikan supaya pengunjung mendapat gambaran kondisi Giri di masa lalu.
Berbagai upaya dilakukan Pemdes Giri agar pengunjung wisata religi makam Sunan Giri dapat mengetahui dan berkunjung di tempat ini. Di antaranya dengan memasang papan petunjuk arah WGK yang terletak 200 meter arah selatan dari parkir motor malam sunan giri. (*)
Penulis Mahfudz Efendi. Editor Ichwan Arif.