PWMU.CO – Siswa SMP Miosi ditantang jajan tanpa plastik. Seperti dalam kegiatan P5 bertema Gaya Hidup Berkelanjutan, Senin-Sabtu (2-14/10/23).
Tantangan jajan tanpa menimbulkan sampah plastik ada di Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kegiatan itu menjadi proyek pertama kelas 8 SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo (Miosi) di tahun ajaran 2023/2024.
Topik P5 tentang pengelolahan sampah anorganik, siswa Miosi dikenalkan terlebih dahulu terkait jenis-jenis sampah, “Bahwa ada lima jenis sampah, yaitu sampah organik, anorganik, bahan berbahaya dan beracun, kertas, dan residu,” ujar Annisa Arroisi, tim modul dan fasilitator P5 SMP Miosi.
Lebih lanjut Annisa menjelaskan, penggunaan plastik dalam aktivitas kehidupan tidak bisa dihindarkan. Hal tersebut diakibatkan karena semakin meningkatnya populasi manusia maka semakin besar sampah plastik yang dihasilkan.
“Sampah plastik agar terurai dibutuhkan waktu ratusan tahun, sehingga sampah plastik akan menjadi limbah di darat maupun laut,” terangnya.
Tantangan Jajan tanpa Plastik
Annisa mengatakan, tantangan jajan tanpa menimbulkan sampah plastik bertujuan membiasakan siswa Miosi untuk menguranginya.
Pengendalian sampah plastik bisa menggunakan sistem reuse (memanfaatkan ulang), recycle (mengolah kembali), dan reduce (mengurangi).
“Pada tahap tantangan jajan tanpa menimbulkan sampah plastik untuk tahap mengurangi, kita mulai dari hal yang kecil dan yang kita bisa,” jelas guru IPA SMP Miosi tersebut.
Siswa kelas 8 Miosi antusias membawa tempat makan dan tempat minum ketika membeli makanan di kantin, Usai jajan, siswa Miosi mencucinya.
“Siswa yang melanggar tantangan ini akan mendapatkan konsekuensi yang telah disepakati bersama, ada tim monitoring yang mengawasi terkait pelaksanaan tantangan ini,” paparnya.
Siswa Tertantang
Salah seorang siswa SMP Miosi Ega Randy Andreanza merasa tertantang. Siswa kelas 8 itu mengatakan, hal tersebut menjadi menantang karena kebiasaan setiap hari.
“Sebelumnya sudah terbiasa menggunakan plastik, beratnya harus membawa alat dan kalau mau menggunakan lagi harus mencucinya terlebih dahulu,” ujarnya.
Dia pun mengaku setuju jika pembiasan ini baik untuk dilakukan secara jangka panjang. “Demi melestarikan bumi,” ungkapnya.
Ahmad, salah satu guru Ismuba Miosi menjelaskan, jika manusia mempunyai tanggungjawab untuk menjaga bumi dari kerusakan, seperti yang termaktub dalam QS Ar-Rum ayat 41.
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar kembali ke jalan yang benar.”
Penulis Mahyuddin. Editor Darul Setiawan.