PWMU.CO – Empat games diadakan oleh Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PRNA) Jompong Brondong Lamongan dalam rangka meramaikan acara Pra Musyran Nasyiatul Aisyiyah (NA) dan Pemuda Muhammadiyah Jompong, Ahad (1/10/2023).
Games atau permainan tersebut meliputi lomba menyanyikan mars Muhammadiyah, lomba makan bubur, lomba balap kaki, dan estafet sarung.
Dalam hal ini, PRNA Jompong mengajak wali murid beserta siswa-siswi Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) 28 Jompong untuk bermain. Kegiatan diadakan di depan halaman TK ABA 28 Jompong.
Ketua PRNA Jompong Mariyatin SPt menjelaskan, dalam acara Pra Musyawarah Ranting (Musyran) Nasyiatul Aisyiyah ini, PRNA menyelenggarakan empat games atau permainan.
“Meskipun beberapa ayunda berhalangan hadir karena bekerja, lomba ini cukup memeriahkan sebelum Musyran dan menghibur,” jelasnya.
Bu Ten, sapaan akrab menuturkan, rencananya Musyran Nasyiatul Aisyiyah dan Pemuda Muhammadiyah Jompong akan digelar bersamaan pada Ahad (15/10/2023). Dia juga menuturkan harapannya agar PRNA Jompong bisa lebih bermanfaat.
“Semoga NA di Jompong ini bisa bermanfaat bagi orang lain. Siapapun ketuanya besok, semoga dapat berkembang bersama. Karena di NA ini adalah dakwah bersama,” harapnya.
Kerjasama Ibu dan Anak
Sementara itu, ketua panitia Muzaroah menjelaskan, untuk permainan balap kaki merupakan permainan kerjasama yang dilakukan oleh ibu dan anak. Hal yang seru adalah kaki ibu dan anak diikat menjadi satu sehingga harus berjalan beriringan agar tidak jatuh.
“Kaki ibunya kan sudah dewasa jadi bisa lebar. Sedangkan anaknya yang masih kecil sehingga langkahnya kecil. Jadi banyak yang tidak sabar anaknya digendong ibunya. Itulah yang bikin seru,” ucapnya sambil terkekeh.
Selain lomba balap kaki, menurutnya, lomba makan bubur juga tidak kalah seru. Hal tersebut karena anak TK yang menyuapi bubur untuk ibunya. Padahal biasanya dilakukan oleh orang dewasa atau ibunya yang menyuapi anaknya.
“Keseruan terletak pada belepotan saat anak-anak tersebut menyuapi ibunya. Akhirnya, tangan sang anak diarahkan ke mulut orangtuanya sendiri,” imbuhnya.
Sementara itu, ketika lomba mars Muhammadiyah, dinilai apakah anak-anak tersebut hafal atau tidak.
“Sedangkan estafet sarung juga tidak kalah seru. Permainan itu dilakukan secara berkelompok sebanyak 5 anak,” jelasnya. (*)
Penulis Zulfatus Salima Editor Nely Izzatul
Discussion about this post