PWMU.CO – Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) bukan hanya mengurus panti asuhan. Pengurus harus paham tugas sosial yang lain masih banyak.
Demikian kata Wakil Ketua MKS Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Nurul Fajriyah saat memberikan pembekalan MKS Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Sidoarjo bertempat di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Jumat (6/10/2023).
”Banyak yang menyangka tugas Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) adalah mengurus panti asuhan. Panti asuhan bayi, anak, dan lansia. Padahal tugas yang lain masih banyak,” katanya.
”Selain panti asuhan, MKS juga punya amal usaha Aisyiyah (AUA), santunan keluarga Aisyiyah (SKA), Balai Kesejahteraan Sosial (Bakesos), Day Care Lansia, dan rumah sakinah,” ujar Nurul Fajriyah.
Dia menjelaskan, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) atau yang umum disebut panti asuhan memiliki asuhan dalam panti dan juga asuhan luar panti atau dinamakan asuhan keluarga Aisyiyah.
Asuhan dalam panti atau dinamakan LKSA adalah LKSA yang menerima anak dari berbagai latar belakang sosial dan tinggal di panti.
”Tidak hanya yatim ataupun yatim piatu, tetapi juga anak-anak lain yang rentan,” tambah perempuan yang akrab disapa Bu Nurul.
Untuk asuhan luar panti disebut juga asuhan keluarga. Orang tua asuh atau foster care yaitu asuhan keluarga Aisyiyah (AKA) adalah anak yang disantuni panti tetapi pengasuhannya dilaksanakan oleh keluarga pengganti. “Ini seperti anak asuh tapi masih di bawah tanggung jawab panti,” kata Bu Nurul.
Sedangkan santunan keluarga Aisyiyah (SKA) adalah layanan pada anak yang diasuh oleh orang tua sendiri atau kerabat, tapi setiap bulan mendapatkan satunan dari Aisyiyah.
“Anak-anak tetap bersama keluarga sendiri tapi kebutuhan makan, pendidikan, dibantu oleh Aisyiyah,” tambah Bu Nurul.
Program Day Care Lansia merupakan layanan pendampingan pada lansia dan keluarga lansia. Sedangkan Balai Kesejahteraan Sosial (Bakesos) adalah pusat pelayanan masalah secara holistik, terpadu, dan terintegrasi.
Ada juga program Rumah Sakinah. Program ini memberikan pelayanan terhadap korban kekerasan anak dan perempuan. ”Untuk itu MKS PDA Sidoarjo yang sudah mempunyai tiga LKSA dan satu Day Care Lansia bisa dikembangkan dengan inovasi sesuai tuntunan zaman, dan tetap mempunya ciri khusus yang berbeda dengan yang lain,” tuturnya.
Penuh Harapan
Sementara Wakil Ketua PDA Sidoarjo, Muflikha, menyampaikan, Majelis Kesejahteraan Sosial Sidoarjo tidak hanya berkutat pada panti. “Sekarang saatnya kita maju mendampingi atau menyelesaikan masalah-masalah perempuan dan anak serta difabel,” kata Muflikha.
Banyak masalah perempuan, anak dan difabel yang harus ditangani. Arah gerak MKS harus melaju ke sana dengan tetap menjaga kualitas panti asuhan yang dimiliki.
“Lewat pembekalan ini kita susun program untuk kemajuan anak, perempuan, serta difabel, ” tambah Muflikha.
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto