Interaktif
Agus mulai berinteraksi dengan anak-anak. “Kalau bapak bilang selamat pagi, jawablah pagi, pagi, pagi luar biasa,” ajaknya bersemangat.
“Selamat pagi,” ujarnya sambil menggenggam tangan ke udara.
“Pagi, pagi, pagi, luar biasa,” balas anak-anak tak mau kalah semangat.
Agus bercerita tentang pengalaman menjadi tentara. Dia mengajak anak-anak rajin belajar. Bisa juga sekolah di tentara dengan jalur hafidh al-Quran. Anak-anak terdiam fokus mendengar cerita. Dia mempersilakan anak-anak bertanya.
“Kantor Bapak di mana?” tanya Atalariq Ibrahim Subekti kelompok B2.
“Bapak bertugas di Komando Latih Marinir Grati Pasuruan,” jawabnya.
Kemudian ibu guru memutar video lagu Komando Latihan Pertempuran untuk membangkitkan semangat anak-anak. Ternyata mereka melahap lagu ini dengan bernyanyi bersama Agus Wahab.
“Komando latihan pertempuran. Di sini para raider dilahirkan. Dengan jiwa satria. Infantri namanya. Saptamarga pedoman kita. Gunung hutan rawa laut di tempa. Itulah sahabat kita. Semangat membara tak kenal menyerah. Tri darma selalu siap sedia. Di mana kami berada merah putih selalu di dada. Tri darma rela berkorban jiwa untuk bangsa dan negara,” potongan syair lirik lagu ini dihafal anak-anak.
Gemuruh suara mereka memenuhi aula siang itu. Agus tampak tersenyum bangga.
“Saya senang anak saya sekolah disini. Anak saya banyak perubahan. Emosinya sudah terkendali. Dia rajin bershalawat dan bernyanyi di rumah. Apresiasi saya untuk sekolah,” ujarnya.
Dia menambahkan kelas inspirasi ini bisa memotivasi anak untuk memilih salah satu profesi yang bisa mengabdikan diri bagi negara Indonesia.
“Aku senang ada bapak tentara di sekolah,” ungkap Yuris Putra Reyhan Arkananta, siswa kelompok B2. (*)
Penulis Izza El Mila Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post