PCIM-PCIA Malaysia Membentuk Korps Mubaligh
PWMU.CO – PCIM-PCIA Malaysia yakni Majelis Tabligh dan Dakwah menggelar Pelatihan dan Pembentukan Korps Mubaligh di Sekretariat PRIM PRIA Kepong, Jalan Ipoh Batu Kentonmen, Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (14/10/2023).
Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Pimpinan Cabang Istimewa (PCIM) Malaysia Subhan el-Hafis SPsi MSi menjelaskan, program ini adalah realisasi dari hadits Rasulullah SAW, yang menyuruh umat Islam untuk menyampaikan pesan dakwah walau hanya satu ayat. Menurutnya, menyampaikan hal itu tidak hanya menjadi tugas para ustadz, melainkan juga orang awam.
Ketua PCIM Malaysia Muhammad Ali Imran Lc MA menceritakan bahwa program ini sudah digagas sejak periode pertama berdirinya PCIM Malaysia di bawah Ketua Dr Arifin Ismail pada tahun 2007, namun baru terlaksana saat ini.
Soal alasan pembentukan Korps Mubaligh PCIM-PCIA Malaysia, dia mengatakan, “Majelis Tabligh dan Dakwah adalah ujung tombak, karena aktivitas tabligh di barisan terdepan di lingkungan Muhammadiyah,” ujarnya.
Menurutnya, gerakan dakwah mempunyai tugas untuk mendakwahkan dan mengajak kepada kebaikan dan menjauhi kemungkaran, sebagaimana yang di terangkan dalam Surat Ali Imran 104.
Sebagai narasumber adalah Prof Taufik Kasturi PhD, anggota Majelis Tabligh dan Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang IV, Pendidikan, Pelatihan dan Kaderisasi Mubaligh.
Dia, mengaku kagum dengan antusiasme 50 peserta yang mengikuti pelatihan ini.
“Bapak Ibu ini tidak bekerja di amal usaha Muhammadiyah, tapi mengembangkan, mendirikan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah dan Aisyiyah di Malaysia ini,” katanya.
Menurutnya ini hal yang luar biasa. Banyak orang berpikir sudah melaksanakan shalat, sudah bekerja dari pagi sampai menjelang Maghrib, itu sudah cukup untuk bekal kemudian di akhirat.
“Akan tetapi sebetulnya kita ini adalah mubaligh-mubalighat, perlu senantiasa mempunyai niat membekali diri, memperbaiki diri guna memperbaiki masyarakat. Oleh karena itu, manusia tidak boleh stagnan, dan mesti terus berjalan sampai tujuan,” ujarnya.
Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) itu membawakan materi dengan tema: Konsep Diri Mubaligh Muhammadiyah.
Dia menjelaskan, konsep diri adalah bagaimana seseorang itu berpikir, mengevaluasi, dan melihat diri sendiri. Dengan demikian tidak ada beban yang membelenggunya.
Dia mengutip surah al-Kahfi 103-104 tentang pentingnya memperbaiki diri bagi manusia. “Jangan sampai menyia-nyiakan waktunya di dunia dan kelak merugi di akhirat,” tuturnya. Selain itu dia juga mengajak warga Muhammadiyah untuk bergerak dengan ikhlas, karena kontribusi ini dinilai oleh Allah SWT. (*)
Penulis Mundzirin Mukhtar Editor Mohammad Nurfatoni