PWMU.CO – Santri Ponpes al-Fattah Sidoarjo mengumpulkan donasi untuk Palestina di Masjid Baiturrahim, Rabu (18/10/2023).
Perang Israel-Palestina yang merenggut jiwa ribuan warga Gaza menimbulkan simpati dan empati para santri Ponpes al-Fattah.
Penggalangan dana diawali dengan tausiyah oleh Ustadz Ridwan SPd MPd. Dalam tausyiahnya mengingatkan para santri pentingnya membantu Palestina dengan kemampuan yang bisa dilakukan.
“Di Pealestina ada Masjid al-Aqsha tempat kiblat pertama umat Islam, transitnya nabi ketika Isra Mikraj, salah satu masjid di antara tiga masjid suci setelah Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi,” paparnya.
Dia juga menjelaskan pentingnya Palestina bagi dunia sehingga Israil ingin menguasai Palestina.
“Palestina ibaratnya jantung dunia, Palestina punya arti penting bagi Israil, berada di tempat strategis diapit oleh tiga benua, benua Asia, Afrika dan Eropa. Menguasai Palestina berarti menguasai dunia,” sambungnya.
Lantas dia menyitir surat al-Isra’ ayat 1. Alladzii barakna haulahu. Kalau Palestina aman dan makmur maka negeri-negeri sekitarnya penuh keberkahan, makmur, dan aman.
Menurut dia, Israil menguasai dan menjajah Palestina untuk mengadu domba negeri-negeri Islam yang berada di sekitar Palestina sehingga di jazirah Arab sejak tahun 1948 tidak pernah damai.
“Bantullah dengan doa kalian, kumpulkan donasi yang terbaik dari uang saku dan jangan membeli produk -produk dari negara yang membantu Israil,” pesannya.
Setelah tausyiah dilanjutkan pemutaran video kondisi Palestina terkini. Solidaritas santri terkumpul dana tunai sebesar Rp 4.311.500. Dana non tunai dari wali santri Rp 11.100.000.
Pengumpulan dana akan berakhir pada tanggal 20 Oktober 2023. Donasi untuk Palestina akan di salurkan lewat Lazismu.
Wakasek Kesantrian Ponpes al-Fattah Dra Nur Djamilah MPd menjelaskan, tujuan pengumpulan dana untuk memupuk empati para santri dan rasa persaudaraan, kemanusiaan sesama muslim yang tertimpa musibah dan rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan negeri kita yang aman dan damai.
Penulis Ridwan Manan Editor Sugeng Purwanto