Program Lazismu Jatim ke Depan
Menurut Imam Hambali, Lazismu berperan aktif di dalam masyarakat terkait apapun problematika masyarakat.
“Ke depan setelah beberapa kali ikut diskusi dengan Bapeko pemprop Jatim, konsen kami ke depan adalah untuk ikut berpartisipasi dalam pengentasan kemiskinan maupun kemiskinan ekstrem,” tegas Imam Hambali.
Menurut dia, Lazismu Jatim telah mencoba mempersiapkan beberapa program melakukan intervensi kepada masyarakat khususnya kepada usaha mikro kecil di beberapa kabupaten-kota di Jatim. Di antaranya dengan program pengentasan dari jeratan rentenir.
“Alhamdulillah, ada banyak juga masyarakat yang terkena rentenir uda coba kami entaskan dengan pembiayaan tanpa tabungan, tanpa adminitrasi, tanpa denda, tanpa semuanya,” paparnya.
Dia menjelaskan, 2.000 lebih masyarakat telah diberikan layanan ini. “Alhamdulillah masyarakat berterima kasih sekali mengharapkan pertemuan yang berkala. Karena kita bukan sekedar pemberian bantuan keuangan, tapi juga perlu pendampingan secara rohaninya maupun secara bisnisnya,” jelasnya tentang program Bankziska.
Program Bankziska ini, lanjut Imam Hambali, juga mendapat respon dari Bank Indonesia. “Insyaallah di akhir bulan ini kami diundang untuk melakukan presentasi agar program ini bisa diduplikasi secara nasional,” ujarnya.
Konsep kedua, Lazismu Jatim turut dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat secara klasterisasi atau kelompok-kelompok bisa melalui peternakan di pedesaan maupun perdagangan dan jasa di perkotaan.
“Kami telah menyiapkan program pemberdayaan klaster peternakan ayam di Blitar. Ada klaster pemberdayaan ekonomi perkotaan berupa kelompok tukang potong rambut barbershop di Bojonegoro,” tegas Imam Hambali.
Program sesuai SDG’s
Menurut Sekretaris Lazismu Jatim, Muhammad Masruq ST, apa yang dilakukan Lazismu Jatim berkaitan dengan enam pilar yaitu; pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, ekonomi, sosial, dan lingkungan.
“Enam pilar ini berkaitan dengan SDGs yang dicanangkan oleh pemerintah dan dunia, bahwa di tahun 2040 itu kita bebas dari kemiskinan sehingga program yang kita lakukan untuk mengurangi kemiskinan dan kemiskinan ekstrem dan kelemahan ekonomi itu dengan pencapaian target-target SDGs yang selaras dilakukan pemda, pemprop, nasional dan internasional,” tegasnya.
Enam pilar itu bagian dari SDG’s atau Sustainable Development Goals atau Global Goals adalah 17 tujuan global dengan 169 capaian yang terukur dan tenggat yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk perdamaian dan kemakmuran manusia dan planet bumi sekarang dan masa depan.
Walaupun 17 item SDGs tidak diambil semua, di Lazismu sebagai amil zakat maka menerapkan dasaran pedoman di Surat at-Taubah: 60 bahwa ada 8 asnaf yang harus disalurkan, salah satunya seperti korban rentenir.
“Perekonomian kita menunjukkan makin banyaknya korban rentenir yang harus menjadi perhatian kita melalui Bankziska, juga menetapkan klaster-klaster mana yang butuh dibantu Lazismu Jatim,” terang Masruq saat ditemui di Kantor Lazismu Jatim
Untuk membebaskan rentenir, Lazismu sudah menyiapkan program pemberdayaan UMKM dan perputaran perekonomian yang bisa diselesaikan.
Contohnya kalau seseorang hari ini belum bisa berpenghasilan, tapi punya kemampuan bisa jualan gorengan. “Maka kami berikan modal dia agar bisa jualan gorengan hingga bisa berpenghasilan harian dan diakumulasikan sebulan,” katanya.
“Dari asalnya 0 rupiah, kini bisa berpenghasilan 100 ribu per hari dan bisa 3 juta per bulan. Maka sisihkan separuh hak untuk mencicil, separuh untuk kehidupan hingga mencapai BEP dan akhirnya bisa terbebas dari rentenir. Intinya, setelah diberi modal kami lakukan pendampingan. Bisa melalui pengajian dulu baru peminjaman atau sebaliknya. Kami ingin membentuk jamaah sakinah mawadah waromah,” jelas, Kamis (19/10/2023). (*)
Penulis Muhammad Syaifudin Zuhri Editor Mohammad Nurfatoni