PWMU.CO – Menjadi seorang wirausaha itu mudah. Hanya saja seseorang itu harus terbiasa dengan kemandirian di segala hal. Di samping itu, ia harus pandai–pandai menjalin silaturrahim dan menjaga hubungan baik atau kerjasama dengan siapapun. Begitu tegas Ardi SP, seorang manajer perusahaan ternama yang beralih profesi menjadi seorang pengusaha di bidang pertanian.
Sekretaris Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah (MPK PDM) Kabupaten Malang ini pun yakin bahwa usaha di bidang pertanian masih sangat berpotensi untuk terus berkembang. Asalkan, kata Ardi usaha itu dikelolah dengan berbagai inovasi dan kreativitas yang ada.
(Baca: Sukses Sucipto, Petani Melon Warga Muhammadiyah Laren: Menanamnya pun Butuh Jiwa Seni)
Ardi mengungkapkan kemandirian di bidang pertanian juga harus didukung dengan inovasi dan sarana prasarana yang memadai. Yakni dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang kreatif dan ulet.
”Saya memilih usaha ini karena saya masih yakin dan optimis pertanian Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk dikelolah dan dikembangkan,” ujarnya saat ditemui pwmu.co di tempat usahanya, kawasan ruko depan Perumahan Puncak Permata Sengkaling, Senin (30/6).
Alumni Agronomi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tahun 2010 yang aktif di organisasi kemahasiswaan ini lalu menuturkan pengalaman dirinya berkecimpung dan menekuni usaha bidang pertanian. Yakni, setelah dirinya mampu menyelesaikan kuliah selama 3,5 tahun dan bergabung dengan PT Nufarm Indonesia.
(Baca juga: Berdakwah dan Petik Melon Gratis di Sendangharjo, Destinasi Wisata Baru Lamongan)
Pria berkacamata ini menjadi peneliti hama dan penyakit tanaman di perusahaan asal Australia tersebut. Selama 2 tahun, Ardi kemudian promosi menjadi manajer pemasaran untuk area Jawa Timur.
Setelahnya, Ketua Pimpinan Daerah Ikatan Remaja Muhammadiyah (PD IRM) Kabupaten Malang periode 2006-2008 akhirnya memutuskan pindah kerja ke PT Bayer Cropscience dengan jabatan yang sama. Di perusahaan asal Jerman, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang (BEM Faperta UMM) 2008-2009 ini hanya bertahan 2 tahun.
Ardi kemudian pindah lagi ke PT UPL (Unite Phosporus Limited) Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian yang berasal dari India. ”Selama kerja di PT UPL inilah, saya yang didukung istri mulai merintis usaha sendiri. Pada tanggal 14 Januari 2017, saya resmi mengundurkan diri untuk fokus mengembangkan usahanya sendiri,” tuturnya.
(Baca juga: Kepala Desa yang Aktivis Muhammadiyah Ini Berhasil Sulap Desa Pujon Kidul Jadi Wisata Edukasi)
Pria 32 tahun asal Sulawesi Selatan ini pun membuka usaha bernama ‘UD Permata Tani’. Sebuah usaha yang bergerak di bidang pemasaran, sarana produksi dan perlindungan tanaman. ”Alhamdulillah. Sekarang saya sudah memiliki 4 karyawan. Adapun wilayah cakupan pemasaran adalah Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan sebagian wilayah Kalimantan,” terangnya.
Ardi menegaskan bahwa kemandirian ekonomi yang membuat dirinya akhirnya memutuskan untuk berwirausaha sesuai dengan profesi dan keahliannya.”Kemandirian ekonomi umat Islam, termasuk warga Muhammadiyah harus dibangun dan dikembangkan. Kemandirian itu diupayakan sesuai dengan profesi masing-masing. Itu supaya bisa umat Islam bertahan dan berkembang di masa yang akan datang,” tandasnya.(izzudin/aan)