Kuota 25 Mahasiswa
Hidayatulloh menargetkan dosen FKG harus bergelar doktor minimal dua orang yang diajukan di tahun ini. Lalu pada tahun 2027, program doktor tersebut sudah selesai dan FKG bisa terakreditasi baik sekali.
Dengan persiapan sumber daya manusia (SDM) di prodi ini, Umsida juga mempersiapkan mahasiswa yang berkompeten untuk bisa menjadi mahasiswa Kedokteran Gigi Umsida.
“Untuk mahasiswa, kita akan membuka kuota sebanyak 25 mahasiswa. Nantinya, mereka akan melalui proses seleksi yang berbeda dengan prodi lainnya. Hal ini dikarenakan tingkat keilmuan pada bidang kedokteran dan bidang lainnya cukup berbeda. Jadi, antara beban keilmuan dan mahasiswa harus proporsional,” ujar Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur ini.
Rencananya, proses penerimaan 25 mahasiswa baru ini dibagi menjadi dua gelombang. Yang pertama pada Desember 2023 hingga April 2024, sedangkan gelombang kedua dibuka pada Mei sampai Juli 2024.
Jika dalam dua gelombang tersebut, belum menemukan calon mahasiswa baru yang memenuhi kriteria, maka Umsida akan membuka gelombang selanjutnya. Lebih rinci lagi, dari 25 mahasiswa barunya, 25 persen dari mereka akan dialokasikan untuk kuota calon mahasiswa baru yang berada di luar Jawa, khususnya Indonesia bagian timur.
Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan. Sesuai dengan salah satu alasan Umsida membuka prodi kedokteran gigi, yakni karena jumlah antara nakes dan masyarakat Indonesia, apalagi di pulau Jawa dan di luar pulau Jawa yang tidak seimbang. Oleh karena itulah, Umsida mengalokasikan 25 persen kuota maba untuk mereka yang berada di luar Jawa.
Hal ini ditujukan agar nantinya setelah lulus dari Umsida, mereka bisa kembali dan mengabdi di daerah asalnya sehingga hal tersebut mampu menyeimbangkan dan memeratakan tenaga Kesehatan di Jawa dan luar pulau Jawa. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni