PWMU.CO – Kawasan Merdeka Sampah menjadi program Pemkab Gresik. Bekerja sama dengan organisasi masyarakat membentuk tim penyuluh. Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) masuk jadi anggotanya.
Pelatihan tim penyuluh Kawasan Merdeka Sampah berlangsung dengan mengunjungi dua tempat yang mempraktikkan pengolahan sampah pada Rabu (25/10/2023).
Acara tim penyuluh program Kawasan Merdeka Sampah ini diadakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bekerja sama dengan organisasi masyarakat, komunitas, maupun kampus di Gresik.
PDNA Gresik mengutus Esti Darmawati pimpinan Departemen Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana.
Kunjungan ke SMP Negeri 2 Gresik dan Praktik Kompos di Kampung Sidokumpul Barat (SIBA) yang dikenal sebagai Kampung Pilah Sampah Organik (Klasik).
Kunjungan ke dua tempat itu, pertama, ke SMPN 2 melihat aktivitas zero waste yang diterapkan sekolah. Rombongan disambut yel-yel Komunitas Cinta Lingkungan (KCL) ini.
Bila ingin menghirup udara segar, mari kita jaga lingkungan
bila ingin melihat lingkungan bersih, mari kita pilah-pilah sampah
KCL beranggotakan siswa yang bertugas memastikan nilai zero waste berjalan dengan baik di sekolah. Juga bertugas menjadi pioner cinta lingkungan di kelasnya.
Kepala SMPN 2 Muhammad Saleh menjelaskan, SMPN 2 merupakan Sekolah Adiwiyata. Juga mendapat predikat sekolah zero waste dari DLH karena punya manajemen mengolah sampah.
Dia menjelaskan, pengolahan yang dilakukan di sekolah seperti pemilahan sampah, pemanfaatan limbah air wudhu sebagai budidaya lele dan juga menyiram tanaman.
Pengolahan kertas bekas, sampah organik yang dikomposkan serta sedekah sampah.
Di sekolah ini ada kantin sehat. Di sini tidak bungkus plastik. Melainkan dari kertas dan daun pisang. Bahkan kudapan tamu berupa polo pendem rebus yang disajikan dalam piring. Minuman dalam gelas.
Membuat Komposter
Kunjungan kedua ke Kampung SIBA Klasik Sidokumpul pukul 10.00. Kampung ini berpredikat Kampung zero waste. Warga kampung mengolah 100 persen sampah organiknya secara mandiri.
Di setiap empat rumah terdapat lubang biopori, dua sampai tiga komposter tandem pot, dan tong komposter komunal yang aktif dimanfaatkan warga.
Kampung ini menyajikan keindahan lingkungan yang asri rerimbunan tanaman dengan pemanfaatan kompos hasil sendiri sebagai media tanam.
Ketua RT Saifuddin Efendi menjelaskan, sampah warga diolah sendiri, tidak sampai dikirim ke Tempat Pembuangan Sampah. Sampah plastik dikumpulkan lalu dijual. Sampah organik dibuat komposter.
Membuat kompos perlu decomposter. Yaitu organisme yang membantu dalam proses pembusukan materi organik di alam. Lantas dia menjelaskan pembuatan de-composter pengganti M4, satu jenis decomposter, yang bisa dibuat secara mandiri dengan memanfaatkan sisa nasi.
Dia menjelaskan tahapan pembuatan de-composter. Pertama, pembuatan micro organisme lokal (MOL) dulu. Caranya memanfaatkan nasi 300 gram yang didiamkan dalam wadah kedap selama 3-4 hari sampai keluar spora jamur Rhizopus oligosporus. Jamur ini berfungsi mengurai kompos.
Kemudian siapkan gula atau molase sebagai nutrisi bakteri. Jumlahnya bebas. Lantas masukkan nasi dan gula merah atau molase ke dalam air 10 liter dalam wadah tertutup rapat. Diamkan selama empat hari. Jangan kena sinar matahari langsung.
Selanjutnya pembuatan komposter pengganti M4 bahannya nasi sisa 250 gram yang didiamkan 4 hari sampai muncul spora, tempe berjamur 200 gram, tape singkong 400 gram, gula merah atau molase 100 ml, air sisa cucian beras, MOL yang sudah kita buat tadi sebanyak 1 liter.
Tempatkan pada wadah dengan kapasitas 7 liter. Aduk dan diamkan kurang lebih 4 hari. Setelah itu bisa digunakan sebagai komposter.
Saifudin Efendi menjelaskan, bila kompos sudah berwarna gelap kehitaman itu tandanya sudah bisa dipanen.
”Jadi tidak perlu menunggu teksturnya hancur. Lama sekali itu,” terang Saifudin Efendi.
Magot
Materi lain pemanfaatan magot untuk pengurai sampah rumah tangga. Magot termasuk decomposter selain cacing dan bakteri. Penjelasan disampaikan Jakfar penanggung jawab magot di TPS 3R Pasar Gresik.
Magot adalah larva lalat hitam atau black soldier fly (BSF). Anggota tim penyuluh melihat kemampuan magot menghabiskan sampah dedaunan dan sayuran.
Tim penyuluh melihat kemampuan magot menghabiskan sampah daun dan sayuran. ”Lima kilo makanan sisa bisa dihabiskan oleh 1 Kg magot dalam waktu 4-6 jam,” jelas Jakfar.
Jakfar menjelaskan, magot ini bisa kita dibeli di toko online. ”Memungkinkan juga magot muncul pada komposter kita tanpa kita undang,” katanya.
Ciri-ciri magot, kata Jakfar, larva ini tidak melompat, tidak memiliki kaki, ukuran lebih besar, lebih panjang, tubuhnya beruas-ruas, tidak berbau busuk. Magot bisa juga sebagai pakan ternak.
Penulis Esti Darmawati Editor Sugeng Purwanto