PWMU.CO – Masjid al-Qohhar Lidah Kulon mengadakan shalat gerhana bulan, Ahad (29/10/2023) pukul 03.05.
Gerhana bulan ini terlihat di sebagian wilayah Indonesia. PP Muhammadiyah menganjurkan kepada kader Muhammadiyah untuk shalat khusuf berjamaah di masjid.
Imam dan khotib di Masjid al-Qohhar Ustadz Bambang Sugianto diikuti puluhan jamaah. Pukul 03.05 WIB shalat dimulai.
Sebelumnya dijelaskan panduan tata cara shalat gerhana. Shalat dua rakaat. Tiap rakaatnya terdiri dari dua kali berdiri dan dua kali rukuk.
Setelah salam terakhir disambung dengan khotbah, karena dari itu shalat gerhana harus dilakukan secara berjamaah.
Dalam tausiyahnya Abah Bambang, panggilan akrabnya, menyampaikan, peristiwa gerhana adalah peristiwa alam yang menunjukkan kebesaran Allah swt. Tidak bisa dihubungkan dengan peristiwa kematian atau bencana.
”Adalah mitologi bangsa Cina yang menggambarkan adanya naga yang memakan bulan, begitu juga dengan di Jepang gerhana dianggap adanya penyebaran racun. Begitu juga mitos di bangsa kita tentang raksasa atau Betarakala yang memakan rembulan, yang diartikan adanya bala bencana,” ujar Wakil Ketua PCM Lakarsantri ini.
Dalam Islam, sambung dia, ketika gerhana, kita diajarkan untuk mendirikan shalat gerhana secara berjamaah. Memperbanyak istighfar, dzikir, beramal saleh, dan bersedekah. ”Perintah ini sering dilupakan karena belum terbiasa,” tandasnya.
Tausiah ditutup dengan doa. Dalam doanya Abah Bambang menyelipkan juga doa untuk kemenangan saudara-saudara kita di Palestina melawan Israel.
Selepas shalat gerhana, Ustadz membagikan kupon sembako dan sayur yang diambil selepas shalat Subuh.
Ada beras, telur, dan aneka sayuran seperti sayur sup, capjay, jagung, cabe, tomat, dan terong . Doorprize memikat jamaah ibu-ibu. Berbagai sembako ini adalah donasi dari jamaah. Dibagikan bertepatan dengan acara shalat gerhana ini.
” Alhamdulillah…,” seru Bu Farida Susanti yang menerima paket sayur tersebut. Dia dan jamaah antusias memilih sayur capjay di antara sayuran yang tersedia.
Kurang dari sepuluh menit sayur pun habis. Masing-masing jamaah pulang dengan senyum sambil membawa tentengan sembako dan sayur yang ada.
Penulis Ichsan Mahyuddin Editor Sugeng Purwanto