Belajar Budidaya Hidroponik, Sekolah Kreatif Menganti Ingin Bikin Kebun Sendiri

Belajar budidaya hidroponik
Siswa SD Muhammadiyah 1 Menganti memanen sayuran di Yuga Farm. (Hidayah/PWMU.CO)

PWMU.CO – Belajar budidaya hidroponik dilakukan siswa Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 1 Menganti Gresik, Kamis (24/10/2023).

Kebun tempat belajar budidaya hidroponik di Yurga Farm Hidroponik, Benowo, Surabaya.

Perkebunan hidroponik yang berlokasi di Jalan Kendung Rejo III No 71, Sememi, Kecamatan Benowo itu mulanya didirikan untuk mengisi waktu luang pada pertengahan tahun 2020 oleh pemilik kebun, Fitriyah.

Ini acara pembelajaran di luar sekolah atau outdoor learning. Para siswa, wali kelas, serta guru pendamping berangkat dari sekolah pukul 07.30 WIB menggunakan tiga kereta kelinci.

Tiba pukul 08.15 WIB, mereka disambut pemilik Yurga Farm-Hidroponik Fitriyah beserta keluarga dan teman-temannya.

Fitriyah memberikan sambutan sebagai ucapan selamat datang dan memberikan pengetahuan tentang hidroponik.

Para siswa kemudian dibagi ke dalam kelompok dan diberi kesempatan untuk memetik sayuran hidroponik yang sudah siap panen. Para guru serta pendamping juga ikut memanen sayuran yang diinginkan.

Ada sawi pakcoy, samhong, caisim, sawi dakota, selada batavia lettuce, selada grand rapid, kale curly, dan siomak

“Dari sini anak-anak bisa tahu bahwa berkebun tidak hanya dilakukan di tanah tetapi juga dapat dilakukan di air dengan memakai bantuan teknologi. Ini namanya berkebun hidroponik,” kata Fitriyah.

Di sela panen, Fitriyah memberikan penjelasan cara menyemai tumbuhan dengan meletakkan biji benih di atas media tanam rockwool yang telah diberi air.

”Rockwool yang ada bijinya ini diletakkan di dalam ruangan selama dua hari. Setelah semai baru bisa terkena sinar matahari,” terang Fitriyah.

Tanaman benih ini bisa dipanen setelah 20-30 hari. Misalnya sawi.

Siswa kemudian diberi bahan-bahan dan benih untuk praktik menyemai dengan arahan dari pemilik kebun.

Siiswa sangat antusias praktikan semai ini. Rizky Akbar Sampurna, siswa kelas II Angklung mengaku mendapat pengalaman menyenangkan.

“Belajar di sini sangat menyenangkan. Aku jadi tahu ada sayuran yang ditanam di air. Aku juga senang bisa belajar bersama teman-teman,” kata Rizky.

Sejak pandemi Fitriya berkebun hidroponik di lahan seluas 35 meter persegi milik pemerintah di sebelah rumahnya. Perempuan asli Surabaya ini mengaku, modal awal berkebun hidroponik ini sekitar Rp 2,5 juta.

“Awalnya satu instalasi saja, panjang 4 meter. Alhamdulillah seiring berjalannya waktu ada pembeli. Dapat uang kita kembangkan hingga jadi seperti sekarang ini,” ucapnya.

Wali kelas II Angklung Jesica Dwi Rahmayanti menjelaskan, budi daya hidroponik menjadi tempat tujuan outdoor learning siswa kelas II  sesuai materi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5 di kelas II.

Ustadzah Jesica berharap, siswa dapat membuat sendiri tanaman hidroponik di sekolah kreatif Menganti atau di rumah.

Penulis Miftakhul Hidayah  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version