PWMU.CO – Menjadi warga Muhammadiyah itu harus ‘sumpek’. Mencari-cari masalah. Nggak boleh diam saja. Pesan ini disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr M Saad Ibrahim pada warga Muhammadiyah yang menghadiri Kajian Ahad Pagi di di Pondok Entrepreneur Muhammadiyah Benjeng, Gresik, Ahad (9/7).
”Pengajian Muhammadiyah itu berbeda. Sepulang dari sini Anda harus sumpek. Kalau nggak, berarti pengajian saya nggak berhasil,” ingatnya.
Sumpek berarti ghirah-nya terus tertantang. Apalagi yang perlu dan harus digerakkan di lingkungan Persyarikatan sekitar. “Cari masalah. Itu watak orang Muhammadiyah. Terus dipecahkan. Sehingga menjadi dinamis dan Muhammadiyah akan terus besar,” sarannya.
(Berita terkait: Muhammadiyah Yakin Jadi Pemicu Kebangkitan Islam Jilid II)
”Sama seperti pondok ini. Jangan tanggung-tanggung. Bikin yang besar dan elit. Itu ada dana Rp 500 miliar di PWM. Silakan dipakai,” tantangnya.
Mengaji di Muhammadiyah memang berbeda dengan yang lain. Ada pengajian yang menenteramkan jiwa. Bertahlil, tasbih, tahmid diiringi dengan pertobatan yang menguras air mata. Jiwanya memang tentram. Tetapi ini yang didapat hanya urusan dengan Allah SWT.
”Muhammadiyah tidak seperti itu. Pulang pengajian, justru malah gelisah. Apalagi yang harus dilakukan dan digerakkan. Karena urusan kita tak hanya dengan Allah SWT. Tetapi juga ummat sekitar. Mewujudkan yang dinamakan Islam rahmatan lil alamin,” bebernya.
(Baca juga: Ini Kunci untuk Membangun Kembali The Golden Age of Islam)
Tahlil, istighfar Muhammadiyah itu diwujudkan dalam rumah sakit, panti asuhan, sekolah, perguruan tinggi dan sederet amal usaha lainnya. ”Kalau hanya untuk beristighfar dan memuji Allah SWT, sudah ciptakan malaikat untuk itu. Tugasnya memang seperti itu. Tetapi manusia ini khalifah yang dipilih oleh Allah. Derajatnya melebihi malaikat maupun setan,” ujarnya.
Hanya saja, tinggal bagaimana langkah manusia di dunia. Akankah terjerembab dalam kubangan syetan ataukah ritual yang dilakukan para malaikat. ”Sebagai warga Muhammadiyah, tugas kita adalah mengalahkan malaikat sekaligus syetan. Mewujudkan kebaikan yang selalu dikumandangkan malaikat berupa rumah sakit dan segala amal usaha, sekaligus mengendalikan hawa nafsu agar tidak dikuasai setan,” pungkasnya. (ram surahman)