PWMU.CO – Studi ke UIN Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta dilaksanakan Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Karangasem (Mamsaka) Paciran Lamongan Jawa Timur.
Acara ini digelar pada Rabu (25/10/23) dan berlangsung di lantai 2 Gedung Prof R H A Soenarjo SH. Kegiatan berlangsung seru, karena banyak terjadi dialog antara pihak universitas dan siswa Mamsaka.
Kepala Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Karangasem, Purwanto SPd mengatakan, kunjungan Mamsaka ke Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga ini bukan kali pertama.
“Alhamdulillah, setelah sekian lama akhirnya tahun ini kami bisa berkunjung dan bersilaturahmi kembali dengan UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta,” kata Purwanto.
Dia mengungkapkan, setiap tahunnya Mamsaka selalu mengagendakan studi kampus, baik itu di Universitas Negeri atau Universitas swasta ternama.
“Selain memperkenalkan para siswa dengan dunia perkuliahan, studi kampus ini juga sebagai upaya kami untuk bisa bekerja sama dengan Universitas terkemuka agar nantinya siswa kami banyak diterima di perguruan tinggi, baik itu Negeri atau swasta ternama,” tuturnya.
Kunjungan ini diterima Humas UIN Sunan Kalijaga, Faozi Barkah SAg SH. Dia menjelaskan, dengan percepatan teknologi, sains, sosiologi dan humaniora maka praktis banyak negara bisa disebut sebagai negara yang memiliki politik demokratis yang sangat besar.
Ajak Umat Islam Jadi Agen Peradaban
Menurutnya, dengan adanya fenomena tersebut, banyak negara memiliki kekuatan-kekuatan untuk melawan sebuah peradaban besar yang akan menghancurkan agama ini.
“Sebagai contoh kita bisa melihat teknologi yang ada di genggaman kita. Adakah produk teknologi yang berkembang dari sebuah kebudayaan Islam, seperti HP khususnya?” tanya Fauzi pada rombongan dari Mamsaka.
Dia memberi contoh, di tahun 2023 ini kita dikejutkan dengan sebuh fenomena munculnya projek S dalam tiktok, yang diyakini akan merusak sebuah tatanan ekonomi negara. Bahkan sampai sekarang ini beberapa aplikasi seperti itu sudah dibanned di beberapa negara.
“Bayangkan saja, hanya dengan sebuah aplikasi produk dari beberapa orang saja bisa menghancurkan tatanan sebuh negara. Lalu apakan kemudian kita termasuk umat Islam yang digambarkan seperti buih yang sudah tidak memiliki kekuatan?” tanya pria yang pernah menjabat Kasubbag Pengembangan Lembaga UIN Sunan Kalijaga ini.
Dia menambah, berdasarkan penelitian, kegagalan anak-anak usia emas atau anak-anak tingkat SMA adalah karena mereka gagal dalam menentukan tujuan dari awal, dan ini sudah terjadi di beberapa sekolah .
“Problemnya banyak. Mulai dari mereka yang ketika akan akan menentukan tujuan universitas, bahkan jurusan yang ingin diambil, banyak yang menunggu mereka lulus dari kelas 12 atau ketika deadline pendaftaran kuliah,” paparnya.
Padahal menurutnya, ketika generasi muda tidak memiliki perencanaan atau tidak memiliki tujuan hidup, maka yang terjadi adalah kita tidak akan memiliki persiapan apa-apa.
“Karena ada sebuah rumus yang mengatakan, bahwa tidak merencanakan adalah sama dengan merencanakan kegagalan,” tuturnya. (*)
Reporter Wahidul Qohar Editor Nely Izzatul