PWMU.CO – Sosok yang dikenal sebagai pribadi yang ramah, disiplin, dan humoris itu telah tiada. Andri Susanto MM, salah satu guru SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (SMAMDA) meninggal dunia dalam usia 59 tahun. Kepergiaan Andri menghadap keharibaan Allah SWT membawa duka mendalam bagi keluarga besar SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (SMAMDA).
”Selamat jalan Bapak Andri Susanto, Bapakku di SMAMDA. Semoga husnul khotimah. Allah SWT mengampuni semua dosa-dosanya dan menerima amal ibadah-nya. Amin,” ujar Rr Tanti Pusptitorini SS, Waka Humas SMAMDA mendoakan almarhum.
(Berita terkait: Andri Susanto, Guru SMAMDA Surabaya yang Wafat saat Rapat Muhammadiyah Waru)
Tori—sapaan akrab Rr Tanti Pusptitorini SS dari almarhum Andri—saat dihubungi pwmu.co Rabu (12/3) menggambarkan sosok yang dia kenal sejak tahun 2008 itu. Mednurutnya, almarhum adalah sosok yang sangat ramah, mempunyai etos kerja tinggi, optimisme, dan penuh semangat dalam mencapai sesuatu. Sehingga sebagai guru baru (waktu itu), Tori sangat takjub dengan sosok almarhum yang menyebut dirinya sebagai The Number Seven itu.
”Almarhum itu sangat ramah. Beliau adalah ayah saya di SMAMDA. Beliau juga sosok yang humoris dan mampu membuat orang lain merasa nyaman. Bahkan, orang lain dibuatnya tertawa terbahak-bahak. Padahal, beliau sendiri tidak tertawa,” kenangnya.
Tori mengungkapkan beberapa pengalaman bekerjasama dengan Andri. Salah satunya waktu almarhum meminta Tori untuk menerjemahkan beberapa artikel berbahasa Inggris. Selanjutnya, Tori semakin dekat dan kenal dengan sosok almarhum ketika pada tahun 2015 sama-sama berangkat ke Australia untuk mengawal 22 siswa pertukaran pelajar.
(Baca juga:Untung Suhartono, Tokoh Muhammadiyah Krembangan Wafat)
Almarhum, kata Tori, selalu memotivasi guru-guru untuk maju dan menjadi lebih baik. Ia bahkan mengingatkan agar guru-guru SMAMDA menjadi sebenar-benarnya guru Muhammadiyah. Bukan hanya menjadi guru di lembaga Muhammadiyah. Almarhum juga berpesan buat generasi muda SMAMDA untuk meneruskan kebiasaan rapi dan berdasi. ”Saya itu guru Muhammadiyah. Bukan hanya sekadar guru di lembaga Muhammadiyah,” terang Tori mengingat jargon dari almarhum.
Tori menambahkan, dirinya banyak menimba ilmu dari almarhum. Puncaknya, ketika almarhum dan Kepala SMAMDA Astajab meminta dirinya untuk menjadi Humas SMAMDA, menggantikan almarhum. ”Waktu itu almarhum yang memberi semangat bahwa saya mampu. Insyaallah Tori bisa menggantikan saya,” paparnya.
Tori pun kemudian menerima tawaran itu. Di awal-awal dia menjabat, almarhum berusaha keras mengenalkan Tori dengan awak media dan rekan-rekan yang berkerjasama di bidang kehumasan. ”Banyak di antara mereka (yang dikenalkan almarhum) berkata kepada saya kalau Pak Andri itu orangnya lucu, guyonannya ngangeni,” ceritanya.
(Baca juga:Wafat di Pulau Bangka: Nilawati, Mantan Ketua Asiyiyah Bondowoso yang Cinta Anak Panti)
Tak hanya Tori yang merasa kehilangan almarhum, Kepala SMAMDA Astajab pun demikian. Astajab mengungkapkan turut bela sungkawa. ” Innalillahi wainna ilaihi raji’un. Semoga almarhum husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan selalu diberi kesabaran. Amin,” doa Astajab.
Seperti diberitakan sebelumnya, almarhum Andri meninggal dunia dalam perjalanan dari Kantor Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Waru menuju ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru, Sidoarjo, Selasa (11/7) malam.
Almarhum yang beralamat duka di Jalan Merak II No 38 Perumahan REWWIN Waru, Sidoarjo tiba-tiba tertunduk ke meja saat sedang mengikuti rapat untuk penentuan Kepala SMP Muhammadiyah 3 Waru di Kantor Muhammadiyah setempat. Andri pun terjatuh dan tidak sadarkan diri.
(Baca juga: Munir Kasuf, Tokoh Muhammadiyah Sidayu Wafat)
Mengetahui hal itu, mereka yang hadir dalam rapat tersebut bergegas memberikan pertolong pertama. Selanjutnya, Andri yang masih tidak sadarkan diri dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru, Sidoarjo untuk mendapat pertolongan lebih lanjut. Dalam perjalanan itu Andri diketahui menghembuskan nafas terakhirnya.
Almarhum dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) perumahan setempat hari ini pada pukul 09.00. (aan)