PWMU.CO – Ustadz Adi Hidayat mendukung boikot produk pro-Israel. Langkah ini bisa menjadi tekanan terbaik melahirkan kedamaian di Palestina yang dizalimi Zionis Israel.
”Itu tekanan yang terbaik untuk melahirkan kedamaian saat ini. Kita tidak ingin ada rumah sakit, gereja, masjid, dibom lagi, dihancurkan lagi. Caranya gampang, tekan semuanya sampai selesai,” pesan Ustadz Adi Hidayat di bagian akhir ceramahnya di Masjid al-Irsyad Surabaya, Jumat (13/11/2023) malam.
Ustadz Adi Hidayat mengikuti fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengharamkan konsumsi produk-produk pendukung Israel.
Dia mengatakan haram hukumnya bagi umat Islam menggunakan barang-barang itu.
“MUI sudah bikin fatwa. Baru saya lihat fatwanya hari ini tuh fatwa nomor 83 tahun 2023: Produk-produk yang dijual di dunia ini yang hasilnya diperbantukan pada agresi Zionis maka fatwa keluar MUI sekarang haram hukumnya bagi umat Islam untuk mengonsumsinya,” ujar UAH, sapaan akrabnya.
Adi Hidayat menerangkan, setelah keluar fatwa MUI tentang haramnya produk-produk pro-Israel ini maka umat Islam jangan sampai mengonsumsinya lagi.
“Saya ikut fatwa itu. Bikin list-nya. Viralkan dari sekarang list-list makanan-makanan, barang-barang, semua yang dijual dari sana jangan dikonsumsi lagi, jangan beli lagi,” tandasnya.
Dirinya menyatakan pemboikotan produk-produk pendukung Zionis Israel merupakan tindakan terbaik untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
Juga mencegah timbulnya korban jiwa atau harta benda.
Menurut UAH, kalau ingin mengakhiri akar konflik di Palestina kembali ke khayalan para Zionis itu yang mereka menduga dengan menghadirkan kekuatan militer, ekonomi bisa menguasai dunia dengan mengekspolitasi area Masjidil Aqsha untuk bisa mendatangkan kekuatan dan kedamaian. Tapi yang terjadi sebaliknya.
Umat Islam membantu penderitaan rakyat Palestina selain dengan boikot produk produsen pendukung Israel, kata UAH, dengan berdoa dan kirim bantuan kemanusiaan. Alhamdulillah kemarin kita sudah kirim bantuan. Semua kompak. Perlu Palestina sekarang yang menderita untuk menyatukan Indonesia. Presiden, menteri, ulama, dan macam-macam kumpul kirim bantuan.
“Apakah untuk kompak dan damai itu perlu penderitaan Palestina untuk menyatukan kita?” tuturnya.
Tiga bentuk bantuan itu yang bisa dilakukan umat Islam di Indonesia, ujar UAH, karena kita gak bisa berangkat ke sana. Jangan main-main. Pintu gerbang ditutup. “Antum belum nyampai ke sana sudah mati duluan. Tak bisa keluar tanpa izin pemerintah,” ujarnya.
Editor Sugeng Purwanto