PWMU.CO – Muhammadiyah bertahan lewati satu abad karena sejak awal memiliki lima ikhtiar untuk menyelamatkan semesta.
Demikian disampaikan Wakil Ketua PWM Jatim Dr Muhammad Sholihin MPSDM dalam Kajian Refleksi Milad ke-111 Muhammadiyah di Masjid Faqih Usman Universitas Muhammadiyah Gresik, Sabtu (18/11/2023).
Dia menyampaikan, lima ikhtiar Muhammadiyah itu, pertama, memerangi kebodohan. KH Ahmad Dahlan memiliki skema untuk menjadi orang baik dengan memperkuat iman, ilmu, dan amal.
”’Semua yang dilakukan Muhammadiyah untuk berkontribusi kepada bangsa dan negara dinamakan amal usaha,” ujarnya.
Selanjutnya, Muhammadiyah memerangi kemiskinan. Ini menjadi kisah yang banyak diketahui masyarakat bahwa KH Ahmad Dahlan dalam mendidik santrinya bukan hanya pandai membaca al-Quran tanpa dapat mengaplikasikannya.
”’Bahkan KH Ahmad Dahlan memiliki pabrik batik dan punya karyawan,” paparnya.
Maka diwujudkannya dalam bentuk Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dalam bidang pendidikan, sosial, dakwah, kesehatan.
Bidang pendidikan di Muhammadiyah telah memiliki eksistensi yang dapat memberikan sumbangsih untuk membentuk manusia seutuhnya.
Demikian juga untuk bidang lainnya yakni sosial, dakwah, dan kesehatan. ”Ini diwujudkan dalam AUM panti asuhan, masjid, rumah sakit, dan media dakwah berkemajuan yakni dakwah digital,” katanya.
Ketiga, Muhammadiyah memiliki gerakan memurnikan ajaran Islam dengan jalan memberantas TBC (Tahayul, Bid’ah dan Khurafat). Apabila ketiga ini dilaksanakan dengan baik maka dapat membentuk manusia Indonesia seutuhnya dan membendung pengaruh negatif dari luar.
Di sisi lain, terdapat kunci kekuatan Muhammadiyah meskipun organisasi ini memiliki jumlah anggota yang tidak besar. Kunci kekuatan tersebut meliputi prinsip gerakannya dan prinsip pemahaman keagamaannya.
”Gerakan Muhammadiyah itu gerakan amar makruf nahi munkar, tajdid (pembaruan) dan tajrid (murni) yang mengajak untuk memurnikan agama,” ungkapnya.
Kunci kedua ada pada bidang sumber daya manusia. Kekukatan di Muhammadiyah tidak dari segi jumlah tapi ada dua sumber kekuatan yakni kekuatan aqliya atau akal dan nafsiah atau sikap.
”Dalam memahami agama di Muhammadiyah dilakukan dengan tiga cara yakni memahami, mengamalkan dan mendakwahkan,” katanya.
Ikhtiar keempat adalah sistem organisasi. Organisasi mengatur tidak ada kepemilikan pribadi di Muhammadiyah sehingga mudah dalam pertanggungjawabannya. Semua aset milik organisasi.
”Ini tertunjang dengan adanya wadah, aturan, leadership dan manajemen,” tuturnya.
Pada bidang kiprah dakwah yang patut dijadikan target adalah kaderisasi. ”Perlu adanya strategi dalam berdakwah karena selama ini Muhammadiyah dianggap anti budaya dan kaku dalam pelaksanaan dakwah. Ini perlu dipikirkan strateginya sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing daerah,” tuturnya.
Kelima adalah peran AUM. ”Tiga peran strategis di AUM adalah peran dakwah sebagai pintu pertama masuk dalam Muhammadiyah, peran kaderisasi yang kedua. Dengan jalan muncul kader dari AUM dan ketiga adalah sebagai lahan amal dan beribadah,” jelasnya.
Penulis Aries Kurniawan Editor Sugeng Purwanto