PWMU.CO – Siswa SD Muhammadiyah 1 Krian (SD Sakri) kelas IV outing class Ke Apron Hanggar Lanudal Djuanda, Sedati, Sidoarjo, Kamis (16/11/2023). Outing class ini agenda tahunan SD Sakri.
Mereka berangkat dengan dua armada bus menuju lokasi. Dalam perjalanan, siswa tampak gembira saat melewati tempat-tempat umum. Terlebih, guru pendamping Atik Walidatus Silsi SPd menjelaskan fungsi beberapa tempat umum itu. Seperti saat melewati gedung megah Grand Heaven di Bungurasih, Waru. Dia menjelaskan sebagai tempat krematorium.
Setibanya di Hanggar Djuanda, siswa diajak ke museum R.E.B.O. Tjokroadiredjo untuk melihat koleksi miniatur pesawat, miniatur pesawat tempur, aneka macam meriam, dan alat perang. Mereka juga ke bioskop untuk menyaksikan sejarah TNI AL.
Setelah itu, siswa menyimak penjelasan petugas museum tentang sejarah berdirinya Bandara Djuanda yang awalnya adalah pangkalan udara militer Angkatan Laut. Pendirinya presiden RI pertama Soekarno pada 1963 dengan menunjuk Ir H Djuanda Kartawidjaya, Menteri Perhubungan, sebagai penanggung jawab. Belum genap satu bulan, Ir H Djuanda wafat. Untuk mengenang jasanya, namanya diabadikan sebagai nama bandara.
Seiring perkembangan dan kebutuhan transportasi jarak jauh, sambung sang petugas yang tidak diketahui namanya, bandara ini menjadi bandara sipil. Pada 1990, Bandara Djuanda mulai menjadi bandara internasional.
Siswa berlanjut mengunjungi Rumah Pintar Djuanda Cendikia untuk menyimak wawasan kebangsaan. Laksamana Sumardi menjelaskan, “Karena Indonesia merupakan wilayah sangat luas yang terdiri dari ribuan pulau, daratan membentang luas dan lautan sebagai daerah maritim, sehingga perlu dijaga dengan jiwa cinta tanah air. Begitu juga para prajurit TNI yang menjaga di perbatasan wilayah dengan negara lain.”
Para siswa merasa senang saat masuk kabin pesawat karena bisa melihat bagian-bagian penting pesawat. Seperti kokpit atau tempat pilot beserta mesin kemudi, tempat duduk penumpang dan toilet pesawat. Mereka juga mendapat penjelasan bahan bakar pesawat ialah avtur dan avgas.
Yang paling membahagiakan, tampak dari ekspresi wajah mereka, tak hanya dapat ilmu baru tetapi bisa melihat pesawat langsung dari jarak dekat. Mereka juga melihat saat awal terbang dan landing yang sebelumnya hanya melihat dari jauh saat terbang di awan. (*)
Penulis Ira Susanti Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni