PWMU.CO – Ikhtiar Muhammadiyah dalam membela Palestina dan mengutuk imperialisme serta kolonialisme zionis Israel, antara lain karena tekad menyelamatkan kemanusiaan semesta dan kehidupan semesta.
Hal itu ditegaskan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dr H Haedar Nashir MSi pada Resepsi Milad Ke-111 Muhammadiyah yang berlangsung di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu, (18/11/2023).
Menurut Haedar, Milad kali ini mengangkat tema Ikhtiar Menyelamatkan Semesta berkaitan dengan segala upaya Muhammadiyah untuk menyelamatkan dan tidak menghancurkan kehidupan.
“Penyelamatan semesta itu berbasis nilai agama yang rahmatan lil alamin. Bahwa agama Islam itu tegak dengan tujuan syariat untuk menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga keturunan, menjaga harta, dan menjaga akal,” ucapnya.
Dia mengatakan, di samping Muhammadiyah sadar bahwa pembelaan terhadap Palestina itu adalah wujud dari spirit konstitusi, dia juga merasa ironi karena di abad modern ini, di mana demokrasi, HAM, kebebasan dan kedaulatan dijunjung tinggi, tapi justru masih terjadi agresi dan penjajahan yang hadir di muka sendiri, dan menghancurkan jiwa manusia serta lingkungan semesta.
“Kita memberi apresiasi kepada Pemerintah Indonesia, lebih khusus kepada Menteri Luar Negeri yang konsisten, tegas, keras dan berani mengatakan untuk konsisten membela Palestina dan mengatakan Israel sebagai penjajah ilegal di dunia,” jelasnya disambut tepuk tangan hadirin.
Ikhtiar Mencerahkan Semesta di Kancah Global
Bersamaan dengan Milad Ke-111, lanjutnya, PP Muhammadiyah juga bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyelenggarakan Forum Internasional, sebagai upaya Muhammadiyah menyuarakan, agar seluruh umat manusia menjaga semesta dengan seluruh isinya.
“Keprihatinan Muhammadiyah atas permasalahan bangsa dan semesta, adalah wujud bahwa Islam sebagai dinul rahmatan lil alamin wal hadharah. Kami berharap ada suara ruhani, suara spiritual, agar manusia sebagai khalifah fil ardh itu membangun tanpa merusak. Kita juga membangun kesadaran kolektif agar manusia di manapun tidak menjadi aktor perusak semesta,” tandasnya.
Guru Besar Sosiologi UMY tersebut mengatakan, Muhammadiyah juga terus berikhtiar mencerahkan semesta di kancah global. Gerak internasionalisasi Muhammadiyah terus dikembangkan dan diperluas secara tersistem.
“Selain memperluas Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di luar negeri, kami juga terus memperjuangkan terwujudnya kalender islam global unifikasi, sebagai hutang peradaban yang harus dibayar oleh seluruh dunia muslim. Mudah-mudahan azam Muhammadiyah itu terwujud, entah kapan terwujudnya,” kata Haedar.
Di akhir pidato, dia mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Muhammadiyah, tokoh nasional, para simpatisan, yang telah mendukung dakwah Muhammadiyah selama ini. Juga secara khusus kepada yang sudah mulai berinfak untuk dana pendidikan.
“Kami berterima kasih setulus-tulusnya kepada seluruh anggota, kader, pimpinan dari berbagai institusi AUM, Ortom, Majelis, Lembaga, Biro dan seluruhnya, dari pusat sampai ke daerah-daerah terjauh, juga luar negeri, yang telah bergitu rupa berkhidmat memajukan persyarikatan. Bahkan pada banyak kawasan yang mungkin belum mendapatkan perhatian dari kami secara lebih luas,” ucapnya.
Haedar juga memohon maaf apabila PP Muhammadiyah belum bisa menjangkau seluruh kawasan di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah. “Tapi kami percaya, semua akan bersama membesarkan persyarikatan ini untuk kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta,” imbuhnya.
Dia juga mendoakan, bagi anggota yang sedang sakit atau ditimpa musibah semoga diringankan serta dimudahkan oleh Allah SWT dalam menghadapi kesulitan.
“Dan bagi kita yang masih diberi kenikmatan berupa kesehatan, mari kita optimal berkhidmat pada Muhammadiyah sebagai manifestasi mengemban risalah rahmatan lil alamiin,” harapnya. (*)
Penulis Nely Izzatul