PWMU.CO – Berebut beli terjadi di stand bazar Musyawarah Daerah (Musyda) IGABA IV Kabupaten Gresik di depan pintu masuk Hall Sang Pencerah Universitas Muhammadiyah Gresik, Sabtu (25/11/2023).
Ada dua stan yang menggelar bazar IGABA. Pertama, stan bazar yang dijaga Widian Sulistiyani dan Minarni menjual makanan asli Bawean. Seperti kerupuk Bawean, posot-posot, dan pempek kering rasa balado.
Makanan ini merupakan makanan kering yang digoreng dan tahan lama. Bahan utamanya ikan tongkol dan tepung tapioka. Karena di Pulau Bawean terdapat banyak ikan tongkol, maka lazimnya penganan yang didatangkan langsung dari Pulau Bawean ini sangat terasa ikan tongkolnya. Hanya berbeda bentuk.
Kalau kerupuk Bawean bentuknya lingkaran dengan diameter 12-15 cm dengan tekstur seperti mi yang bergerigi.
Sedangkan posot-posot bentuknya bulat memanjang dengan kedua ujungnya lancip. Orang Gresik biasa menyebutnya bolot.
Pempek kering bentuknya bulat pipih, mirip uang koin. Jika digigit rasanya gurih, kriuk dan renyah.
Menurut Minarni, makanan ini baru datang beberapa hari yang lalu. “Rabu kemarin datangnya. Dibawa naik kapal dari Pulau Bawean. Jadi dijamin keasliannya,” ujarnya dengan senang.
Bagaimana tidak senang, sebagian besar peserta Musyda IGABA menyempatkan mampir. Begitu bertanya berapa harganya langsung dibayar. Tidak ada yang menawar.
Saking banyaknya yang membeli sampai kewalahan. Menjawab pertanyaan pembeli, juga menghitung kembalian.
Selain cemilan atau makanan ringan, Minarni juga menyediakan gula aren khas Bawean. Gula aren ini punya aroma khas seperti ada aroma asap daun pisang yang dibakar.
Uniknya lagi, gula aren ini dibungkus daun pisang kering yang berwarna coklat tua dengan tali dari serat pohon pisang. Satu ikat beratnya sekitar satu kilogram. Bentuknya seperti tabung kecil yang disusun dua baris.
Gula aren juga berebut beli. Salah satu pembeli adalah guru TK ABA dari Mojopetung Dukun bertanya berapa harganya. ”Empat puluh ribu,” jawab Minarni. Seikat gula aren di atas meja itu langsung dibelinya tanpa menawar harganya.
Di belakangnya ada Budi Nur Wijayanti SPd dan Lilik Hikmawati SPd Aud dari TK ABA 34 Kedanyang. Takut tidak kebagian, keduanya cepat-cepat maju mendekati meja bazar dan langsung mengambil gula aren, kerupuk, dan beberapa minuman.
“Takut tidak kebagian, jadi langsung ambil dan membayar,” ujar keduanya sambil tertawa. Dia beralasan karena makanan Bawean pasti rasanya enak dan jarang ditemukan.
Pindang Pohong
Selain makanan dari Pulau Bawean, Widian Sulistiyani dan Minarni juga menjual makanan unik, namanya pindang pohong.
Pindang pohong ini bahan utamanya singkong atau pohong yang dipotong dadu, diberi gula aren. Menurut Minarni, disebut pindang pohong karena singkong atau pohongnya direbus dengan air dan gula aren dalam waktu yang lama.
“Terkadang harus diinapkan atau direbus kembali. Istilah warga Gresik dipindang. Sampai keesokan harinya agar air gulanya menyusut atau asat. Sehingga rasa manisnya meresap sampai ke dalam pohong dan warna pohongnya berubah menjadi coklat,” jelasnya.
Seporsi pindang pohong dihargai Rp 6.000. Kemasannya berbentuk mangkuk tertutup dan bisa dinikmati satu sampai dua orang.
Kemasan pindang pohong itu sama dengan kemasan salad buah yang diletakkan bersebelahan. Namun harganya berbeda. Satu porsi salad buah harganya Rp 12 ribu.
Di samping meja makanan, Widian Sulistiyani dan Minarni juga menyediakan minuman dingin khas Gresik dengan beberapa varian. Seperti es sinom dan temulawak.
Es temulawak ini rasanya manis segar. Dibuat dari temulawak asli.
“Umbi temulawaknya diiris tipis dan dijemur dulu. Setelah kering direbus bersama cengkeh, bunga pala, kayu manis dan gula,” tuturnya.
Selain es temulawak, ada juga es sinom, jus jambu biji, dan susu kedelai. Minuman ini juga berebut beli. Satu box minuman ini habis tandas terjual usai shalat Duhur.
Es Bunga Telang
Stan bazar kedua digelar Lu’luatul Usroh SPsi, Indah Putri Shofiyana SE, dan Alsalimatus Sa’diyah SPd. Ketiganya merupakan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Gresik.
Ketiganya menggelar bazar berupa pernak-pernik Nasyiah seperti pengikat masker, kain seragam, dan bros bergambar lambang NA dan pernak-pernik lainnya.
Ada juga es bunga telang. Minuman yang sedang viral ini berwarna biru keunguan. Dikemas dalam botol berbentuk kotak.
Ada lagi tahu bakso dan stik sayur atau galatin. Galatin ini dikemas dalam mika bening sehingga tampak isinya. Yaitu buncis, wortel dan kentang rebus berbentuk stik. Ada tambahan rolade goreng yang diiris serong dan dilengkapi saus yang dikemas dalam plastik tersendiri.
Ketua PDA Gresik Ning Munasichah SAg tertarik membeli galatin. “Penasaran dan pas kepinginnya itu,” ujarnya.
Menurutnya galatin yang dia beli rasanya enak dan mantap. “Pokoknya pas. Ada sayurnya, ada gorengannya dan ada saus sambalnya,” ujarnya sambil menyodorkan jempol tangan kanannya.
Penulis Estu Rahayu Editor Sugeng Purwanto