PWMU.CO – Mengejar Subuh di Masjid Jogokariyan setiba di hotel transit Yogyakarta, Jumat (8/12/2023).
Rombongan kepala sekolah Kota Pasuruan memasuki kota Yogyakarta pukul 03.30 WIB. Suasana masih lengang. Tidak banyak kendaraan yang melintas.
Selang beberapa saat bus rombongan studi banding ini berhenti di al-Ashri Inn. Hotel transit untuk istirahat sejenak, bersih diri, dan sarapan pagi.
Saya dapat kamar nomor 312 bersama 4 orang lainnya. Di dalam kamar ada dua tempat tidur dan satu kamar mandi.
Semua mengantre menungu giliran masuk kamar mandi. Saya tidak menunggu antrean karena sudah masuk waktu Subuh.
Saya buka google map mencari masjid terdekat. Kaget melihat hasil pencarian muncul Masjid Jogokariyan yang hanya berjarak 400 meter. Durasi 8 menit jalan kaki.
Mengejar Subuh di Masjid Jogokariyan yang tenar. Manajemen dan hubungan sosialnya yang baik pada masyarakat membuat masjid ini dikenal banyak orang dari TV maupun media sosial. Ini pertama kalinya saya akan berkunjung ke sana.
Tanpa pikir panjang saya mengambil perlengkapan mandi memasukkannya ke dalam tas kecil lalu jalan menuju masjid.
Belum sampai lokasi terdengar suara iqamah berkumandang. Saya mempercepat langkah kaki. Tiba di sana shaf shalat penuh sampai pelataran masjid.
Imam shalat tengah membaca ayat-ayat al-Quran. Ia melantunkan ayat yang panjang sehingga setelah wudhu saya masih mendapati rakaat pertama. Di barisan shaf belakang.
Di tengah bacaan ada ayat sajdah. Imam sujud tilawah. Saya dan jamaah mengikutinya. Sujud yang disunnahkan Rasulullah Muhammad saw.
Usai shalat ada kajian bakda Subuh. Jamaah mendapat suguhan bubur ayam dan teh hangat pagi itu.
Ada jamaah yang menyantapnya di teras masjid, ada pula yang membawa pulang. Suasananya teduh dan guyub.
Beberapa jamaah putri membuat kelompok belajar mengaji. Sebagian jamaah putra duduk berdzikir.
Ada pula yang kumpul di lapak pedagang kaki lima menikmati susu kopi dan gorengan sambil bercengkerama. Saya mandi di kamar mandinya yang bersih.
Masjid ini terletak di perempatan jalan. Bangunannya tidak besar seperti masjid agung di alun-alun.
Memiliki toko namanya Jogostore. Depan masjid ada tujuh pedagang kaki lima membuka lapaknya di Subuh hari menjual aneka makanan dan minuman.
Masjid Jogokariyan bukan masjidnya yang besar, tapi jumlah jamaahnya yang besar.
Penulis Rozzaqul Hasan Editor Sugeng Purwanto