PWMU.CO – Halaqah Ummahat kembali diadakan Ikatan Wali Murid (Ikwam) bekerja sama dengan tim Pendidikan dan Pengembangan Karakter (PPK) SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik, Jawa Timur. Kali ini berlangsung di Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik, Jawa Timur.
Ustadz Achmad Rifa’i Hatala SE Cht membahas Mensyukuri Anugerah tanpa Memilih. Jamaahnya berasal dari kalangan wali siswa (wanita) SD Mugeb juga ustadzah SD Mugeb dan Spemdalas.
Dalam kajiannya, Ustadz Rifa’i mengajak, “Lihatlah orang sebab keimanannya pada Allah. Maka pagi hari ini, yuk sama-sama tengok hati kita.”
Dia pun memetik nasihat Imam Alghazali, hati itu kayak cermin. “Cermin itu kalau sering dibersihkan kinclong. Buat berkaca enak. Tapi kalau jarang dibersihkan, cerminnya sudah sering kena debu, nempel tebal, sulit kita pakai buat melihat,” ujarnya.
Fenomena sekarang, kata Ustadz Rifa’I, banyak orang susah bercermin untuk dirinya, tapi seakan-akan dia adalah cerminnya orang lain. “Sibuk menghitung dosa orang lain, lupa menghitung-hitung dosanya sendiri,” ungkapnya.
Ibaratnya begini, kita lahir dengan kondisi hati yang bersih. “Anak bayi itu kan bersih hatinya, gak ada yang kotor. Sama dengan orang-orang yang hatinya bersih itu. Lillah, karena Allah, sabar, Ikhlas. Hati-hati, apalagi sama orang sabar. Karena yang jadi kawan dia bukan lagi makhluk tapi Allah. Innallaha maahs-shabirin. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar!” tegasnya.
Dia mengungkap, ciri orang sabar dan ikhlas itu tidak pernah menyatakan dirinya sabar dan Ikhlas. “Ibu kalau, mohon maaf, tengkar sama suami perkara kecil-kecil sambil bilang, ‘Mas, kurang sabar opo aku?’ Jangan ngaku sabar kalau gitu!” tuturnya, Sabtu (18/11/2023).
“Habis nolong teman, eh ternyata yang ditolong balasnya nyakitin, keluarlah kalimat, kurang ikhlas apa aku bantu dia? Wah, berarti dulu bantunya nggak Ikhlas. Ikhlas itu gak pernah ngomong Ikhlas. Dia melakukan saja. Yang memberi predikat itu adalah Allah,” lanjutnya.
“Kadang-kadang hati kita tuh sudah kayak, kata Imam al-Ghazali, namanya hati yang mati. Shalat iya, tapi sudah gak bisa khusyuk. Susah melihat saudaranya di Palestina. Kalau dalam hal urusan ekonomi, gak akan pernah cukup uang berapa pun dia terima. Dapat nikmat, nggak akan ada syukur,” ungkapnya.
Ustadz Rifa’i lanjut mengutip al-Hasyr ayat-18: “Yaayyuhalladzina amanu ittaqullaha waltandzur nafsumma qaddamatlighat wattaqulaha Innallaha khabirun bima ta’mmalun.”
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Baca sambungan di halaman 2: Ingat Banyak Dosa