Ingat Banyak Dosa
Ustadz Rifa’i mengajak jamaah untuk menghitung dosanya. “Jenengan kalau ditanya, yakin kan banyak dosa? Tugas sekarang ya harus banyakin minta ampun supaya dosa gak bertambah dan juga jangan nambahi ngelakukan dosa!” tuturnya.
Dia mengajak jamaah menghitung dosa mata yang sering terjadi. Misal, ketika lihat Drama Korea, pemainnya ganteng. Muncullah fantasi, berandai-andai suaminya seganteng aktornya. “Ngomong kayak begitu saja sudah dosa sebenarnya, apalagi pakai bilang ke suami begini, ‘Mas, mbok sampean ganteng koyok iki!”
Membandingkan seperti itu kata Ustadz Rifa’I tidak boleh. “Ibu saja gak mau dibandingkan. Coba kalau bapak balas, ‘Mama mbok sampean ayu koyok ibu sebelah, wis perang dunia!” imbuhnya bersambut tawa jamaah.
Alhasil dia menegaskan, bukan berarti tidak boleh nonton drama Korea. “Silakan nonton tapi gak usah bawa syahwat. Jadikan hiburan saja!” ajaknya.
Dia juga mengajak jamaah menghitung amal. “Mohon izin untuk mengingat saja Bu, Jenengan kan penginnya ahli surga ya. Ayo kita hitung amal kita yuk bareng-bareng. Allahu Akbar! amal kita ini gak cukup kalau mau dihitung-hitung,” jelasnya.
Untungnya, sambung Ustadz Rifa’i, kita punya Allah yang maha pemurah, maha penyayang. “Maka Bu, izin Allah ingatkan, jangan sibuk ngitung dosanya orang saja!” tegasnya.
Dia lantas mengingatkan ketika ada jamaah yang shalat di akhir waktu. “Subuh mepet Dhuha, nanti Dhuhur mepet Ashar,” katanya lalu mengingatkan Allah telah mengundang kita shalat dengan adzan.
Para jamaah juga diingatkan, Allah telah memberi apapun yang mereka miliki hari ini, mulai suami, anak, hingga organ tubuh. Termasuk pekerjaan. “Ustazah yang hadir mohon maaf ya dapat tugas kerjaan di sekolah. Ini sejati yang ngasih siapa? Allah. Maka kalau kita tidak sungguh-sungguh dengan apa yang Allah kasih, kayaknya kita ngasih tahu ke Allah, Jenengan keliru nempatkan saya,” ungkapnya.
Begitu pula kalau kemudian keluar kalimat penyesalan, “Mas aku kok rabi Sampean biyen?” Menurut Ustadz Rifa’i, ini kalau diucapkan maka seakan-akan sedang menyebutkan, “Allah salah.”
Jamaah lantas diajak agar berhati-hati dan bersyukur. “Syukuri itu dengan apapun segala kondisi yang kita miliki itu penting,” terangnya.
Ustadz Rifa’i mengingatkan jamaah agar jangan jadi Firaun-Firaun baru. “Mohon maaf, merasa seakan-akan dirinya paling hebat,” tambahnya.
“Jenengan hanya makhluk yang lemah. Lahir gak punya apa-apa tapi Allah kasih semuanya ya. Mudah-mudahan hati kita tambah dekat sama Allah,” tutupnya.
Baca sambungan di halaman 3: Libatkan Ketakwaan
Discussion about this post