PWMU.CO – Ikwam SD Almadany mengadakan Seminar Parenting dengan tema Menjadi Ayah Bunda Inspiratif yang menghadirkan pemateri Ir H Misbahul Huda MBA, Sabtu (9/12/2023).
Acara dihadiri sekitar 300 wali siswa SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany) Kebomas Gresik, guru serta karyawan, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kedanyang, Pimpina Ranting Aisyiyah Kedanyang, Majelis Dikdasmen PRM Kedanyang serta Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kebomas.
Dalam sambutannya, Ketua Ikatan Walimurid (Ikwam) SD Almadany Nina Puspitasari menyampaikan dengan diadakan acara seminar parenting ini diharapkan menambah wawasan kita sebagai orangtua dalam mendidik anak-anak kita.
Hal senada juga disampaikan kepala SD Almadany Nur Aini SPd. Dalam sambutannya dia mengatakan pendidikan seorang anak adalah tanggung jawab bersama antara orangtua dan sekolah dan kita sebagai orangtua hendaknya tidak henti untuk meupgrade diri tentang ilmu parenting.
Majelis Dikdasmen PRM Kedanyang Supriono Imam Sampurno SPd menyampikan bpada zaman sekarang kita harus mengubah mindset kita.
“Kalau dulu mindsetnya pendidikan adalah tanggung jawab penuh buat guru di sekolah, maka mendidik anak saat ini adalah tanggung jawab 3 komponen, yakni orangtua di rumah, guru di sekolah dan lingkungan masyarakat,” katanya.
Dia menuturkan, kolaborasi ketiganya akan menentukan keberhasilan pendidikan seorang anak.
Generasi Strawbery
Dalam materinya Misbahul Huda menyampaikan bahsaat ini anak-anak kita dikenal sebagai generasi strawberry.
“Generasi Strawberi adalah generasi post-80 yang memiliki banyak ide cemerlang serta kreativitas yang tinggi, namun mereka mudah sekali menyerah, mudah sakit hati (baperan), lamban, egois serta seperti yang disampaikan Prof DR Rhenald Kasali sebagai permisif terhadap masa depan,” jelasnya.
Dia menyampaikan, akan tetapi generasi strawbery ini memiliki 2 sisi. Sisi positifnya adalah mereka menyukai tantangan, bekerja tidak melulu bermotif uang, berani menyampaikan pendapat serta mudah beradaptasi dengan teknologi.
“Sedangkan sisi negatifnya generasi strawbery ini suka terjebak pada zona nyaman, kurang memiliki tanggung jawab, mudah baperan serta memiliki harapan yang tidak realistis,” tambahnya.
Ada 3 hal yang perlu dilakukan generasi strawberry, yakni penguatan spiritual, menemukan passion atau bakat anak (passion with compassion), dan sinergi antara sekolah dan rumah.
Dia menegaskan mindset kita tentang sebuah kesuksesan harus diubah. Anak yang sukses tidak saja dilihat dari intelekutalnya saja tapi juga cerdas secara spiritual (mampu menjaga dirinya dan amal perbuatan orientasi hidup setelah mati), serta belajar mandiri (mandiri sosial, spiritual maupun mandiri finansial).
Ayah enam anak ini juga menjekaskan tugas mendidik anak ini adalah lebih besar kepada seorang ayah, coba kita perhatikan dalam al-Quran dialog antara ayah dan anak lebih banyak daripada dialog anak dengan seorang ibu.
Dia menuturkan, kita sebagai orang tua harus fokus pada kelebihan anak, aktualisasikan dan melejitkan menjadi prestasi, sebagai bekal menjadi pemimpin masa depan
“Temukan meaningfull moment pada anak, yang akan mampu mengurangi kebiasaan buruk berteknologi. Buatlah ananda bangga (pede) dengan potensi dirinya, kuatkan jangan dilemahkan, dilecehkan, dibandingkan atau labelling,” pesannya. (*)
Penulis Eli Syarifah. Editor Ichwan Arif.