PWMU.CO – Basmalah tak bisa dipakai untuk mengawali amalan yang dimurkai Allah SWT.
Hal itu disampaikan alumnus Sekolah Tinggi Ilmu al-Quran dan Sains Al Ishlah (STIQSI) Sendangagung, Aisyatul Ummah SAg, dalam kajian yang digelar Departemen Dakwah Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PRNA) Sendangagung, Paciran.
Kajian ini diselenggarakan di Musholla Al Abror Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Jumat (8/12/2023) dengan mengambil tema Tafsir Basmallah yang Terdapat pada QS Al-Fatihah ayat Pertama.
Menurut Aisyah, demikian dia dipanggil, basmalah adalah pembuka al-Quran, sebab sejak diturunkannya al-Quran secara berangsur-angsur itu diawali dengan basmalah.
“Ada keterkaitan antara basmalah dengan wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW,” katanya.
Dia menjelaskan, bahwa Imam Asy-Sya’rawi menceritakan, kisah Nabi Muhammad SAW ketika menerima wahyu pertama kali dengan keadaan beliau yang ummiy (tidak bisa membaca).
“Ketika malaikat Jibril memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk iqra’ (bacalah) nabi menjawab dengan seganap kejujuran hatinya, maa ana biqaari (saya tidak bisa membaca),” ulasnya.
Akan tetapi akhirnya Nabi Muhammad SAW mampu menerima wahyu tersebut melalui perantara malaikat Jibril.
Pentingnya Basmalah
Dia menambahkan, membaca basmalah merupakan hal penting sebelum memulai pekerjaan yang berorientasi pada kebaikan.
“Menurut Imam Asy-Sya’rawi, bacaan basmalah tidak bisa dipakai untuk mengawali amalan yang dimurkai Allah. Misalnya mencuri, meminum khamr atau kemaksiatan dalam bentuk yang lain,” paparnya.
Alumnus STIQSI angkatan ke-3 ini menuturkan, kalimat basmalah selayaknya diucapkan ketika hendak memulai pekerjaan yang bernilai ibadah dan barokah.
Hadir pula dalam acara tersebut Dra Hj Mutmainah, istri dari pengasuh Pondok Pesantren Al Ishlah Sendangagung Paciran Lamongan, Drs KH Muhammad Dawam Sholeh.
Dia mengatakan, kajian al-Quran sebenarnya merupakan sebuah pembelajaran untuk kita semua yang intinya bagian dari personal quality.
“Kalau kita mampu mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, insya Allah menuju kesuksesan dunia akhirat,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Departemen Dakwah PRNA Sendangagung, Roro Iswati, mengaku sangat senang dengan kegiatan ini, karena menurutnya utlubul ilmi (menuntut ilmu) pasti berkah. (*)
Penulis Sri Asian Editor Nely Izzatul