PWMU.CO – Siswa SD Muhammadiyah 1 Krian Sidoarjo (SD Sakri) hafalan al-Quran setiap pagi. Pemandangan indah ini bermula dari SD Sakri mewajibkan para siswa kelas I-VI hafalan Al-Quran mulai surat pendek sampai di atas juz 30.
Guru Tahfidh Ira Susanti SPdI mengungkap, “Selama belajar di SD Sakri, siswa mendapat target harus hafal juz 30. Namun banyak siswa kelas II dan III sudah mampu menghafal juz 30. Alhasil, mereka langsung lanjut menghafal juz 1 atau juz 29.”
Kenaikan tingkat tampak dari kelancaran hafalan, ilmu tajwid dan kemampuan makharijul huruf. Sehingga mereka harus mengikuti munaqasaah (tes uji hafalan) dalam sekali duduk yang bekerja sama dengan Tajdied Center Surabaya.
Pembelajaran tahfidh satu jam setiap pagi ini berlangsung di dalam beberapa kelas. Setiap kelas ada beberapa kelompok yang hafalan suratnya sama.
Ira Susanti mencontohkan, guru tahfidh awalnya membacakan 1 ayat al-Muzammil berulang-ulang dengan lagu hijaz. Siswa mengikutinya bersama-sama secara binnadzar (dengan melihat) kemudian dilakukan secara bil ghaib (tanpa melihat).
“Jika 1 ayat sudah siswa hafalkan, maka bisa bertambah 1-2 ayat. Tergantung panjang pendek ayatnya. Kemudian mereka menguatkan hafalan dengan teman sekelompoknya,” terang Ira Susanti.
Dia menyatakan, cara ini sengaja terpilih supaya cara membaca siswa SD Sakri benar. “Setiap anak boleh ikut menghafal dua surat sekaligus karena mereka ingin segera menuntaskan tiap juz. Jika sudah mampu menghafal satu surat maka setiap siswa wajib setor ke guru satu per satu,” lanjutnya.
Program tahfidh ini bisa menjadikan siswa semangat karena mampu menghafal al-Quran secara bersama-sama. “Ada komunitas yang mendukung, saling menyimak, saling memotivasi. Bisa menambah hafalan sedikit demi sedikit setiap hari sehingga tidak memberatkan,” kata Farzana Azalea kelas VI Umar bin Khattab.
“Apalagi kalau bisa lulus munaqasah, sangat senang sekali karena kualitas hafalan sudah teruji dan bisa menambah hafalan lagi,” imbuhnya yang kini menuntaskan juz 1.
Lain lagi dengan Adhwa’ Natania Kelas VI Utsman bin Affan. Dia punya cita-cita bisa memberikan mahkota bagi orang tuanya di hari kiamat nanti. Menurutnya, dengan menghafal, sikapnya lebih tertata dan beradab. “Tidak liar mengikuti gaya hidup remaja,” ujarnya. (*)
Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni