PWMU.CO – Perjalanan bersejarah Live In Journey dimulai, Senin (18/12/2023) pagi. Sepuluh siswa tiba di sekolah dengan menenteng koper atau tas ransel. Sebagian orangtua yang mengantar ikut menunggu sampai pemberangkatan ke Jombang.
Sebelum berangkat, Kepala SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Mochammad Nor Qomari SSi memberi arahan dan motivasi. Di tengah lapangan futsal sambil duduk melingkar, Ustadz yang akrab disapa Ari itu menyampaikan, “Kita akan melakukan perjalanan bersejarah karena ini pertama kali kita membuat sejarah.”
Para siswa terkejut mendengarnya. Mereka saling berpandangan antusias. Ari pun menjelaskan, “Kapan Live In Journey dimulai? Sejak tahun pelajaran 2023-2024. Ini yang pertama! Ada sepuluh anak yang ikut. Wow, keren!”
Ari mengapresiasi kesepuluh siswa kelas V yang punya niat ikut Live In Journey ini. Dia mengajak, “Mari kita lakukan sejarah ini dengan niatan karena Allah SWT, karena Live In Journey ini menjadikan kalian lebih mandiri, tanggung jawab, peduli, adaptif dan tahu bagaimana kita menempatkan diri di tempat baru, orangtua baru.”
“Ustad Ari yakin, sepuluh anak ini akan berhasil. Karena orangtua mensupport, kalian semangat, ustad ustadzah mendampingi,” lanjut Ketua Forum Komunikasi dan Silaturahmi Kepala Sekolah Muhammadiyah (Foskam) SD MI Kabupaten Gresik itu.
Ari yakin pengalaman ini tidak mudah. “Kalian taklukkan ketidaknyamanan itu sehingga kalian naik tingkat. Bisa lebih adaptif. Adaptif itu kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru,” tuturnya.
Dia berpesan, “Nanti di sana dinikmati, dijaga energi, semangat, dan tenaganya. Kita nikmati. Di sana pasti beda. Tapi yang tidak boleh ditawar adalah cepat beradaptasi. Di sana ada teman-teman baru ya, berbaurlah!”
Belajar Adaptasi
Ari pun mengajak mereka belajar berdaptasi sejak dini. “Kamu, kamu, kamu nantinya akan menuju ke mana-mana saat besar untuk menimba ilmu. Ada yang ke Perancis, Jepang, Mesir,” ujarnya bersambut senyum bahagia para siswa.
Akhirnya dia berpesan agar anak belajar berhati-hati. “Bagaimana kaki kita menginjak, lihat jembrot atau tidak. Harus hati-hati!” tuturnya.
Kepada Aniqah Khaira Sunandar yang menjadi Jurnalis Cilik SD Mugeb, Ari mengajaknya menulis. “Jurnalis cilik harus punya karya!” terangnya.
Di sesi tanya-jawab, Haidar Azfar Abdurrahman lantas bertanya, “Kenapa gak nak disang kayak LDKS kemarin Ustadz?” Haidar teringat ketika dia mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Junior di MI Muhammadiyah 4 Brangsi Lamongan.
Ari menjelaskan, kali ini perjalanan mereka lebih jauh, yaitu ke Jombang. “Biar nggak masuk angin, harus sehat,” tegasnya lalu mengantar anak-anak berpamitan ke orangtua.
Usai berpamitan kepada para orangtua, para siswa berjalan menuju elf ungu yang parkir di Ecowisata SD Mugeb. Mereka berangkat pukul 7.10 WIB menuju MI Muhammadiyah 10 Jombang di Dusun Kedunggalih, Desa Rejosopinggir, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang. Para orangtua melepas anak-anak berangkat dengan senyuman sekaligus lambaian tangan.
Sebelumnya, mereka ke IGD RS Petrokimia Gresik terlebih dahulu untuk menjemput satu siswa yang dirawat luka di sana. Sebab, ketika hendak berangkat ada musibah menimpa Muhammad Azzabran Bahy. Salah satu peserta Live In Journey itu terpeleset sehingga bibirnya terluka.
Sang ayah dan ibu pun tegar melepasnya tetap ikut Live In Journey karena Zabran, sapaan akrabnya, tetap antusias ikut. Mereka juga yakin anaknya kuat sambil menunjukkan obat-obatan yang perlu diminum kepada guru pendamping.
Inilah sepuluh siswa yang ikut Live In Journey
- Rayyan Dzaka Alfarizqi
- Muhammad Farhan Favian Jiwani
- Haidar Azfar Abdurrahman
- Muhammad Azzabran Bahy
- Muhammad Zhafran Ihtisyam
- Keysha Enazwah
- Aniqah Khaira Sunandar
- Aisha Hifza Saffana
- Muhammad Fajar Ramadhansyah
- Muhammad Faris Habibi. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni